Sebenarnya aku malu menceritakan kejadian yang sampai
sekarang masih sering kulakukan ini. Aku adalah seorang ibu rumah tangga dan
aku juga punya status sebagai janda. Kehidupan aku cukup baik, karena peninggalan
deposito dari suami dan kadang2 ada bisnis jual beli perhiasan dengan teman.
Anak aku ada 2 orang dan mereka semua sekolah di Jogya, karena dekat dengan
kakek neneknya. Dirumah aku cuma ditemani oleh Surti (pembantu) dan Remi,
anjing herder peninggalan suami juga.Suatu hari teman jual beli perhiasan
aku yang bernama Tina datang kerumah. Teman bisnis aku banyak, dengan Tina aku
baru kenal kira2 1 bulan yang lalu. Usia wanita itu sama dengan aku dan punya
anak satu, wajahnya cukup cantik ditambah dengan make up yang pandai, dan Tina
tahu cara merawat tubuh dengan baik, aku mendengar dari teman2 bahwa dia sangat
pandai dalam berbisnis perhiasan, apalagi ditambah kepandaiannya berbicara
merayu pembeli. Tina datang kerumahku hari itu untuk menitipkan perhiasan yang
hendak dijual, biasanya kami suka bertemu direstoran padang langganannya,
tumben hari ini dia datang mengunjungiku."Halooo Rin.......apa khabar
nih???" aku tersenyum senang sambil membalas salam Tina."Tumben,
kok bisa nyasar kesini Tin?" "Kangen aku tidak ketemu kamu 2
minggu""Ahhhh....bisa
aja....ayo masuk, maaf ya rumah aku berantakan dan kecil" aku mempersilahkan
Tina masuk keruang tamu."Ah rumah kamu bagus kok, dilingkungan elite
lagi" Komentar Tina sambil duduk disofa."Seperti yg tadi kukatakan di
telepon, aku ingin menitipkan perhiasan ini untuk kamu jualin, soalnya lusa aku
akan keluar kota dengan suamiku" Kulihat Tina mengeluarkan kantong beludru
hitam dari dalam tasnya."Lebih baik dikamar saja Tin, soalnya si Surti ada di
dapur" Ajak aku. aku selalu berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina
mengikuti masuk kekamar aku. Lalu kami duduk diatas ranjang dan Tina
mengeluarkan semua isi kantung beludru itu. Perhiasan bertahtakan berlian
terpampang diatas ranjang, berkilauan. aku kuatir juga melihat perhiasan banyak
begitu, aku mengambil salah satu kalung yang paling indah."Waah
indah sekali kalung ini" Kataku, lalu aku mencoba memasangnya dileherku."Sini
aku bantu" Tina beranjak kebelakangku, lalu tangannya berusaha mengaitkan
kunci kalung itu."Leher kamu bagus sekali Rin" Ujar Tina,
kurasakan leherku dibelainya, bulu romaku jadi berdiri, perasaanku jadi nggak
enak. Lalu tangan Tina membelai pipiku, sementara tangannya yang lain
menelusuri leherku terus merayap menuju dadaku."Tin....jangan gitu ah.....aku
jadi geli nih" Tapi Tina tidak menjawab. Tiba2 aku merasakan pipi kiriku
panas, aku menoleh, belum sempat aku sadar apa yang membuat panas pipiku, bibir
Tina sudah menyambar bibirku. Aku gelagapan dan aku berontak berusaha
menghindar, tapi Tina seperti kesetanan, ia terus menekan mulutnya ke mulutku.
Dan kurasakan buah dadaku diremas olehnya. Aku benar2 terkejut sekali dengan
perlakuan seperti itu, aku mencoba mendorongnya, tapi tubuhnya sudah menindih
tubuhku. Aku menendang dan Tina melepaskan pelukannya. Aku berusaha membetulkan
letak buah dadaku yang tadi sampai keluar dari BH. Tina memandangku dengan mata
yang redup."Sori
Rin.....sejak kenal denganmu aku merasa kamu sangat merangsang sekali" Aku
terdiam sambil menahan amarah."Kok kamu gitu sih? Kan kamu sudah punya suami???
Teganya kamu...." Sergahku sambil memelototinya. Tina memandangku dengan
pandangan yang makin redup."Aku lebih bernafsu dengan wanita sepertimu, lagi
pula suamiku tidak pernah bisa memuaskanku, belum apa2 sudah loyo sehingga
selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan""Tapi
dengan modal kecantikanmu kan kamu bisa cari laki2 lain utk memuaskanmu!" "Aku
tidak merasakan kenikmatan seperti kalau dengan wanita, aku ingin kamu juga
mencoba merasakannya Rin" Jawab Tina sambil mendekatiku. Aku beringsut
mundur kekepala ranjang."Tapi aku tidak pernah lesbian begitu" Hatiku
berdebar2 memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi bila Tina menyergapku
seperti tadi."Jangan
takut Rin, aku tidak akan memaksamu, cuma aku ingin kamu mengijinkanku
menciummu sekali saja, tolonglah....." Hatiku makin tak keruan, sudah lama
sekali aku tidak pernah dijamah oleh laki2 apalagi perempuan. Mendengar kata
cium saja, aku sudah merasa tidak keruan. Lagi pula apa salahnya dicium Tina,
apalagi mulutnya tidak bau. Aku tahu hati kecilku bersikap pasrah."Baiklah.....tapi
sekali saja, dan jangan macam2 ya" Jawabku. Tina lalu mendekatiku lalu
tangannya merangkul leherku, lalu bibirnya mencium mulutku dengan lembut,
perasaanku tak keruan merasakan ciuman itu, aku memberanikan diri membalas
ciumanya. Lalu kurasakan lidah Tina menjalar masuk kedalam mulutku mencari2
lidahku. Yang kurasakan kemudian adalah perasaan aneh dan gamang yang tidak
dapat dilukiskan. Kurasakan hembusan napas Tina yang panas dipipiku dan lumatan
mulutnya yang begitu merangsang birahi.Hampir 3 menit kami berciuman dan
aku tahu kemaluanku sudah basah karena nafsu. Sekarang aku benar2 pasrah waktu
Tina menjilati leherku dengan lembut, tangannya melepaskan tali daster
dipundakku, lalu dengan lembut buah dadaku yang masih tertuutp bh diremas2."Tiin.....jangan
ah....malu Tin" Aku berusaha mencegah setengah hati. Dan Tina tahu aku
tidak benar2 ingin menghentikan aktivitasnya.Aku merasakan tangan kirinya masuk
kedalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, kadang2 dicubit2 kecil,
benar2 sensasi yang hebat sekali. Tanpa kusadari aku juga sedang meremas2
pantat Tina. Tubuhnya menindih tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang
berukuran sedang menekaan buah dadaku yang memang dari dulu tergolong besar.
Tiba2 aku baru sadar Tina sudah setengah telanjang, cuma memakai cd saja,
sedangkan aku benar2 bugil total. Tubuh Tina berbau harum, entah parfum apa
yang dipakainya, tapi wangi tubuhnya menambah getaran berahiku. Tanganku
menjalar melepaskan celana dalamnya, lalu kulihat sekilas kemaluannya berkilat
tanpa sehelai bulu, rupanya bulunya dicukur rutin. Jari2ku masuk kedalam lubang
kemaluannya lalu kutusuk2 dengan lembut. Tina merintih keenakan, tangannya
makin dalam beroperasi dilubang kemaluanku. Aku juga merintih keenakan. Aku
tidak tahu ternyata wanita dengan wanita dapat saling memuaskan dalam urusan
sex.Sekarang
Tina sedang menghisap puting buah dadaku, sementara tangannya yang lain terus
bermain di klitorisku. Aku merasakan Tina mulai menciumi perutku, lalu
memainkan lidahnya di pusarku, aku kegelian, tak lama kemudian lidahnya sudah
menjilati kemaluanku."Tin jangan disitu ah......kan jorok" Bisikku
sambil berusaha mendorong kepalanya. Tapi Tina malah makin merenggangkan pahaku
dan klitorisku dhisap2 olehnya, kadang2 lidahnya masuk keluar dalam lubang
kemaluanku. Aku sudah tak dapat berpikir sehat lagi, yang kurasakan cuma
kenikmatan yang tiada taranya. Tahu2 didepan wajahku sudah ada kemaluan Tina,
kedua lututnya ada dikiri kanan kepalaku. Tina tidak menurunkan pinggulnya,
jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya yang botak. Bibir kemaluannya berwarna
merah kehitaman dan kulihat klitorisnya cukup besar menonjol bertengger diatas
bibir kemaluannya. Aku menyibak bibir kemaluan Tina, dan kulihat kemaluannya
basah sekali oleh lendir yang bening, aku lalu menusuk2 kemaluan itu dengan
telunjuk, jari tengah dan jari manisku, kadang2 dengan kelingking juga. Lubang
kemaluan Tina sudah agak kendur, mungkin punyaku juga sama. Aku ragu2 mejilat
kemaluannya, soalnya aku belum pernah menjilat kemaluan sesama wanita. Tina
terus mengeluar masukkan lidahnya dilubang kemaluanku, aku sudah tak tahan
lagi."Tin....aku
hendak keluarrrr....." Tubuhku bergetar hebat, kurasakan lidah Tina masuk
makin dalam kedalam kemaluanku, dan aku merasakan orgasme yang hebat sekali.
Sepertinya ini yang paling enak semenjak aku menikah. Tina masih terus
menjilati lendirku, aku juga tak perduli lagi, kuraih pinggul Tina lalu ketarik
sampai wajahku terbenam disela2 pahanya. Tercium bau yang sama dengan bau
kemaluanku. Kujilat2 klitorisnya lalu kumasukkan juga lidahku kedalam lubang
kemaluannya, kurasakan lendir asin masuk kedalam mulutku. Aku tidak perduli
lagi. Lalu kurasakan ada yang geli di lubang pantatku."Aduh Tin jangan
disitu dong.....jorok kan?" Kurasakan lubang pantatku berkerut ketika
lidah Tina berusaha menerobos masuk. Kemudian aku tak perduli juga, karena aku
merasakan kenikmatan yang sama, aku juga melakukan hal yang sama dengan Tina. Kutusuk2
lubang pantatnya dengan lidahku, lubang yang kehitam2an itu jadi becek oleh air
liurku dan lendir kemaluannya. Tiba2 Tina seperti tersentak lalu
beku.......mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, lalu kurasakan ia menekan
lubang memeknya makin dalam kewajahku dan menggoyang2kan pinggulnya sehingga
hampir seluruh wajahku tersapu oleh kemaluannya."Aduuuuh riiin.....enak
sekaliii...." Ia memeluk erat2 pinggulku, klitorisku digigit2 kecil
olehnya. Tak lama kemudian tubuhnya melemas lalu betul2 lemas sehingga aku tidak
bisa bernapas karena tekanan kemaluannya diwajahku. Keringatnya bergulir turun
masuk kedalam mulutku. Aku juga benar2 puas sekali.Kemudian Tina bangun
lalu mencium mulutku, kami kembali bergelut sambil mendesah2. Tina menempelkan
kemaluannya pada kemaluanku, lalu menggosok2nya. Kira2 15 menit kami berciuman
sambil berpelukan erat sampai aku tak merasa kalau aku tertidur.Entah
berapa lama aku tertidur, samar2 aku seperti mendengar suara Remi. Aku membuka
mataku dan......astaga!!! Kulihat Tina sedang bergelut dengan Remi dilantai
kamarku yang beralaskan karpet biru. Kulihat Tina sedang menjilat2 kemaluan
Remi yang sudah keluar dan berwarna merah sekali. Mulut Tina berlumuran cairan
yang keluar terus dari kemaluan anjing itu, dan anjing itu bersuara kecil
sepertinya keenakan kemaluannya dihisap oleh Tina. Kemaluan Remi cukup besar,
mungkin karena anjing herder dan cairan seperti lendir itu terus keluar menetes
netes, dan Tina mencerucup cairan itu......"Tin!! Gila kamu......kok sama
Remi sih???" Aku memberondong Tina. Tapi lagi2 Tina tidak menjawab, yang
kulihat kemudian ia berusaha menuntun kemaluan Remi memasuki kemaluannya. Dan
Kudengar rintihan Tina ketika kemaluan yang cukup besar itu masuk kedalam
lubang kemaluannya. Kulihat Remi menggerakkan bokongnya dengan amat cepat, lalu
tidak berapa lama kemudian terdengar Remi mendeking halus lalu dari sela2
kemaluan Tina kulihat cairan merembes keluar banyak sekali, seperti air kencing
tapi juga seperti lendir yang encer. Kulihat Tina mengerang2 lalu tangannya
meraih kemaluan Remi dan dimasuk keluarkan sendiri olehnya. Melihat pemadangan
itu tubuhku kembali bergidik, ada perasaan aneh merayap kedalam jiwaku. Aku
tahu bahwa aku terangsang oleh aksi Tina. Tanpa sadar aku juga turun kelantai
dan kepalaku mengarah menuju selangkangan Tina. Kulihat dari dekat kemaluan
Remi masih digerak2an Tina keluar masuk dalam kemaluannya, dan dari kemaluan
hewan itu masih terus menetes lendir, sedangkan kemaluan Tina kulihat sudah
merah sekali, juga kulihat lendir Remi memenuhi kemaluan Tina."Rin....dijilat
Rin....tolonglah Rin" Rintihan Tina makin merangsang nafsuku. Seperti ada
yang mendorong, kepalaku segera menyusup keselangkangan Tina. Pelan2 kujilat
kemaluan Tina yang sangat banjir itu. Aku merasa cairan kemaluan Remi terasa
asin sekali, tapi baunya tidak menyengat. Seperti kesetanan aku menghirup dan
mencelucupi kemaluan Tina. Persis seperti Remi jika sedang minum air. Lidahku
menguak bibir kemaluan Tina, lalu masuk menjelajahi seluruh dinding vaginanya."Riiiiiiinnnnnn.........."
Tina merengek hebat,pinggulnya terangkat menekan mulutku. Aku tak perduli lagi.
Kemudian aku berpindah menghisap kemaluan Remi, kumasukkan seluruh kemaluannya
kedalam mulutku. Penis Remi terasa panas dalam mulutku dan aku mencium bau hewan
itu, tapi pikiranku sudah gelap yang ada hanya nafsu yang selama ini terkubur
dalam2 dan kini meledak tak terbendung.Aku tahu aku bakalan menyesali
perbuatanku setelah ini. Aku terus menjilat dan mengulum penis Remi. Anjing itu
mendeking2 pelan, kadang2 berusaha menghindar, tapi Tina memegang kedua kakinya
dengan erat. Tak lama kemudian dari penis Remi menyembur cairan panas kedalam
mulutku. Kumasukkan seluruh penis Remi lalu kusedot2, anjing itu mencoba
memberontak, entah kenikmatan atau kegelian. Tina memajukan wajahnya lalu kami
saling berciuman, kukeluarkan sebagian cairan Remi kedalam mulutnya. Wajah kami
sudah basah oleh cairan encer itu.Sekarang aku berbaring dibawah Remi,
kemudian Tina mulai menghisap kemaluan Remi agar nafsu Remi kembali. Setelah
itu Tina mencoba memasukkan penis Remi kedalam vaginaku. Ternyata penis itu
kebesaran untuk lubang vaginaku. Mungkin lubang vaginaku menciut sepeninggal
suamiku yang meninggal 4 tahun yang lalu. Kepala penis Remi yang meruncing itu
masuk sedikit, tiba2 Remi mendorong keras sambil menusuk2 cepat sekali. Aku
merasa agak perih, tapi kemudian kurasakan kenikmatan yang tak terbayangkan,
lubang vaginaku seperti ditusuk oleh mesin penggerak yang amat cepat. Aku tak
tahu bagaimana melukiskannya sampai aku mencapai orgasme yang sangat hebat.
Seluruh rambut ditubuhku seperti berdiri tegak membuatku merinding. Tak lama
kemudian aku merasakan cairan panas menyemprot dalam vaginaku, aku berusaha
mengeluarkan penis Remi, tapi hewan itu seperti tak perduli, aku pasrah membiarkan
seluruh cairannya keluar dalam vaginaku. Kemudian Tina menyuruhku jongkok
diatas wajahnya. Tina melumat vaginaku dengan penuh nafsu, kulihat dari
vaginaku mengalir cairan Remi yang tersisa, mengalir seperti air kencing masuk
dalam mulut Tina. Akupun tidak mau ketinggalan, kulumat juga vagina Tina yang
sekarang sudah agak lembab dan lengket.Hari itu aku dan Tina bersetubuh 3
kali, pagi, siang dan malam hari. Aku tak mengerti lagi apakah aku ini normal
atau tidak. Yang pasti kebutuhan yang selama ini tak tersalurkan, kini
menemukan muaranya. Aku sangat menyesal dengan perbuatanku yang mungkin
bertentangan dengan agama yang kuanut, tapi aku terus menerus melakukannya
dengan Tina. Seolah2 kami sudah tak terpisahkan. Tina selalu mempunyai ide2
yang baru dalam setiap permainan kami. Aku juga tak tahu apakah aku harus
berterima kasih padanya atau mengutuknya. Dan belakangan aku Tina mengatakan
bahwa hampir semua ibu2 yang kukenal pernah diajak berlesbi olehnya.TAMAT
#
Top [ Comm
0 komentar:
Posting Komentar