Minggu, 15 Februari 2009

Kenangan Proyek Villa

Siang itu udara cukup cerah, aku berangkat untuk interview pekerjaan yang aku harus datangi. Dengan menggunakan blazer warna krem aku menuju kantor yang terletak di daerah kuningan tersebut. Sesampainya di sana aku diterima oleh bagian front office untuk menunggu di waiting room. Tak berapa lama orang front office menyapanya dan mengantarkannya menuju ruangan interview.
“Silahkan masuk, ibu telah ditunggu oleh Pak Budi di ruangannya.“
“Terima kasih.“ jawabku.
Ruangan pak Budi cukup luas sekitar 5×4 m di dalamnya ada sofa dan meja kerja serta cabinet berisi file-file penting dari perusahaannya.
“ Selamat siang Pak”
“Iya,selamat siang, ini ibu Siska? Silahkan duduk”
Selanjutnya aku duduk di sofa ruangan tersebut, suasana interview di ruangan itu santai tapi serius, aku dimendapatkan banyak pertanyaan mengenai proyek yang rencananya akan Pak Budi berikan kepadaku.
“Sudah berapa lama anda bekerja di dunia interior design ini?”
“Dua tahun Pak, pada bulan depan”
”Ok, bu Siska ini ada proyek tentang villa di daerah Puncak, Apakah ibu bersedia untuk mengerjakan sebuah villa di sana yang akan di mulai minggu depan?”
Aku berpikir sejenak dan sedikit gembira telah diberikan kepercayaan oleh Pak Budi untuk mengerjakan villa di daerah Puncak.
”Oke Pak jika itu adalah tanggung jawab saya. Selanjutnya pekerjaan itu kami kerjakan dalam seminggu tentang perencanaan hingga keseluruhan keperluan yang akan dikerjakan tentang proyek tersebut.”
Aku mulai bekerja dan harus ke Puncak untuk melihat secara langsung pekerjaan di lapangannya. Untuk itu perusahaan menyediakan sebuah rumah untuk aku tinggali sementara selama di Puncak. Rumah tersebut cukup untuk aku tinggali, terdiri dari 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi serta perabotan rumah lengkap. Perusahan menyewa untuk aku gunakan tempat tinggal. Saat aku bersih-bersih di gudang, tak sengaja aku menemukan sebuah kotak cd poket yang mungkin milik penghuninya.
“Wah kebetulan nih ada cd music”
Aku ambil sebuah cd yang ada judulnya Sweety. Setelah aku masukkan ke komputerku, ternyata bukan cd music melainkan sebuah vcd film. Aku menikmati film tersebut yang awalnya bercerita tentang film percintaan remaja, namun tiba-tiba gambar yang tampak adalah gambar orang sedang bercinta, dug. Tiba-tiba ada hasrat yang mulai mengalir di tubuhku, rasanya aneh banget, panas dingin, badanku menggelinjang menyaksikan adegan yang ada di film itu, hingga tak terasa sudah hampir 45 menit aku berada di belakang komputer. Dan tidak tahu kalo dari tadi Pak Budi menunggu di belakangku dan ikut menyaksikan film tadi.
“Sudah selesai filmnya bu?” Aku kaget bukan kepalang.
“Oh,Pak Budi? Kapan bapak datang?”
“Sekitar 10 menit lalu, saya ketuk-ketuk pintu ibu gak kedengaran, jadi saya langsung masuk, karena melihat ibu di dalam , maafkan kelancangan saya”
“Oh, ga apa-apa pak” ada yang bisa saya Bantu Pak?”
“Santai aja bu, jangan grogi, saya cuman mampir kebetulan saya habis dari proyek, kok di lantai 3 ada yang perlu dirubah”
Aku ga sadar kalo selama menonton film tadi, cuman menggunakan kimono, karena kebiasaan di rumah pakai kimono.
”Pak, maafkan saya”
“Gpp Bu, apa mo dipraktekin bu” goda pak Budi, lantas aku cubit pinggangnya.
”Ah, bapak nakal” Pak Budi pegangin tangan aku dan mengangkatku ke dalam kamarku. Aku meronta-ronta.
“Turunin saya pak?” Dia tidak mempeduliakan rontaanku dan malah melumat mulutku dengan bibirnya, aku merasa menggelinjang
merasakan sensasi yang luar biasa, tangannya memainkan payudaraku sehingga semakin membuatku terangsang.
“Aah..ahh…” aku mengerang nikmat. Pelan-pelan dia buka piyamaku dan tinggal bra dan cdku yang ada di tubuhku.
“Tubuh kamu bagus “
“Trims pak” dia mainkan ujung lidahnya ke payudaraku, rasanya nikmat sekali dan tangannya merangsang vaginaku.
“Aahhhh… ah…” aku menggelinjang keenakan. Selanjutnya dia meremas-remas putingku semakin lama semakin mengeras..
“Aaahh…” dibukanya bra dan cdku tanpa aku sadari, dan aku telanjang bulat. Dia menurunkan kepalanya dan menjilati seluruh
tubuhku dan saat dekat dengan vaginaku, dia jilati, tangannya dimasukkan ke vaginaku dan memainkan klitorisku. Aku remas-remas kepalanya karena tidak kuat menahan birahi.
“Aaakkhhhh…”
Selanjutnya dia berdiri dan aku buka celananya, ketika aku buka cdnya, keluarlah adiknya yang begitu besar untuk ukuran orang rata-rata. Aku pilin-pilin pelan-pelan dan dia merasakan nikmat juga, selanjutnya aku mulai kulum.
“Aahhhh…aaahhh…” dia menikmati kulumanku.
“Belajar darimana ibu…?”
Sambil memainkan buah pelirnya dan mengocok kocok penisnya aku jawab..
“Dari film pak.”
“Apa ibu sudah pernah ML sebelumnya”.
“Belum pak baru kali ini”.
Selanjutnya aku kulumin penisnya sampai ke pangkalnya, rasanya dahsyat sekali, dia mengerang kenikmatan dan ujung penisnya mengenai ujung kerongkonganku hingga aku agak kesulitan bernapas..
Selanjutnya dia minta persetujuanku untuk melakukan petting, dan aku mengiyakannya, digesek-gesekan ujung penisnya ke vaginaku, ahhh sensasinya begitu nikmat dan dia menggesek-gesekan terus lalu mencoba melakukan penetrasi ke dalam, awalnya ujung penisnya begitu kesulitan menembus vaginaku.
“Aahh…” aku meronta..
“Jangan Pak…” aku mencoba mendorong tubuhnya.
Tapi dia mencoba terus dan aaaaaaaaaaaahhhh…
Akhirnya masuk juga ke dalam vaginaku, ada sedikit rasa perih dan selanjutnya jadi nikmat..
Sambil naik turun dia memompa diriku, dan selanjutnya ganti posisi aku angkat satu kaki dan dia masukin dari samping. Aaaahhh.. kenikmatan luar biasa merambat keseluruh tubuhku, peluh bercampuran meleleh ditubuh kami.
Dan aku berinisiatif melakukan woman on the top sambil membelakangi dia, aku masukin penisnya dari belakang pantatku dan sensasinya luar biasa.
“Aaaahhhhh… aaaahhhh…,” dilanjutkan doggy style sambil sedikit meremas remas payudaraku dan menjilati leher dan telingaku, selanjutnya kita melakukan 69 style dimana aku kulum dia dan dia jilati vaginaku sambil berdiri.
Terakhir kami melakukan sambil berdiri dengan kaki sedikit diangkat dan dimasukkan dari depan, badanku bepeluh dan aku merasakan orgasme yang begitu dahsyat, tubuh rasanya seperti kesetrum semua dan cairanku keluar membasahi selakanganku aaahhh semakin licin rasanya waktu aku dipompanya dan tiba-tiba kami mengejang besama-sama aaaaaaahhhhhhh… cairanku dan cairannya sama-sama keluar dan kita orgasme bersama-sama.
Kami sama-sama terpuaskan saat itu dan setiap kali aku dan Pak Sonni melakukan dimanapun jika ada waktu luang. Aku tidak khawatir hamil karena dia sudah vasektomi sehingga tidak mungkin hamil. Hari-hariku terus bersamanya, kadang aku gak enak sama istrinya, tapi istrinya baik banget jadi segan sendiri aku.

Rabu, 28 Januari 2009

Cermin Antik


Rosa masih memandang-mandang dirinya sendiri di depan sebuah cermin antik. Cermin peninggalan neneknya. Sebuah cermin bergaya klasik dari kayu berukir dan disepuh warna emas. Ketika Rosa masih kanak-kanak, ia sering berkaca di depannya sambil menirukan kata-kata dalam legenda Putri Salju.

"Mirror mirror on the wall.. Siapakah yang tercantik didunia ini?"

Namun sayang, jawaban yang ia harapkan tak pernah didapatkannya. Cermin itu selalu diam membisu. Yang ia dapatkan hanya pantulan wajah wanita, ya wajah Rosa sendiri yang terlihat murung.

Makin lama ia memandang cermin itu, makin jauh pikirannya membayangkan Abi Kakak iparnya. Ada perasaan gundah kala ia mengingat Kakak iparnya itu. Berkali-kali ia merenungkan apa yang dikatakan Abi kepadanya.

"Ros, aku mencintaimu melebihi siapapun didunia ini."

Pagi-pagi sebelum berangkat kerja, Rosa telah berdandan dengan cantik dan rapi. Perasaannya makin tidak menentu ketika wajahnya terpantul pada cermin antiknya. Ada perasaan bersalah ketika ia memandang cermin tersebut. Perasaan seorang wanita yang mengerti bagaimana sakitnya apabila cintanya diduakan. Tapi rasa sukanya kepada Abi, mengalahkan kepekaannya sebagai seorang perempuan. Pagi itu di depan cermin antiknya, tekadnya sudah bulat. Dia akan menerima ajakan Abi untuk makan siang di restaurant.

Siang yang sangat terik, sebagian pekerja kantoran meluangkan waktu istirahatnya dengan makan siang di dalam dan di luar ruang kerjanya. Orang-orang terlihat bagaikan sekawanan semut berjalan bergerombol keluar dari gedung kantor tempat Rosa bekerja. Rosa tampak dalam kerumunan orang-orang tersebut. Sebuah mobil sedan berwarna hitam keluaran terbaru menjemputnya tepat pada luar gerbang kantornya. Sedetik kemudian Rosa telah berada di dalam mobil mewah tersebut.

"Kamu cantik sekali, Ros.."
"Terima kasih Mas.." Rosa menyahut pelan.

Keheningan menyelimuti keduanya. Tidak ada kata-kata yang muncul diantara mereka. Hanya suara deru mobil lamat-lamat terdengar dan suara musik R&B yang dikecilkan keluar dari audio mobil tersebut.

"Kita makan dimana Mas."

Akhirnya Rosa membuka kekakuan diantara mereka. Abi hanya menoleh ke arahnya dan menempelkan telunjuknya pada bibir Rosa.

"Rahasia.."

Mobil mewah tersebut berbelok arah menuju hotel bintang lima di kota yang sangat sibuk. Antrean kendaraan membuat mobil itu berjalan dengan perlahan-lahan. Seorang petugas parkir mempersilahkan mobil itu menepi di tempat yang kosong. Rupanya Abi sangat dikenal di tempat tersebut. Terdengar sapaan ramah dari petugas parkir itu.

"Mas tahu apa kesenanganmu Ros.." Abi menggandeng tangan Rosa sambil berjalan menuju restaurant Perancis yang ada di dalam hotel bintang lima tersebut.

"Ah.. Mas ingat rupanya masakan favoritku.." Rosa tersenyum manja kepada Abi.
"Ya, Ros, Mas masih ingat sewaktu kamu pulang dari Perancis, apa yang kamu minta kepada kakakmu."
"Kak, aku mau makan masakan perancis..?" Gelak tawa keduanya terdengar, bagaikan sepasang kekasih dimabuk asmara.

Hanya beberapa orang penduduk lokal yang terlihat makan di dalam restauran Perancis tersebut. Kebanyakan orang-orang asing, wisatawan atau pekerja asing yang tinggal di Indonesia makan di sini. Tatatan interior restaurant tersebut sangat kental dengan aroma Perancis. Bau masakan dan hidangan Perancis yang mempesona membangkitkan gairah makan.

"Mau coba wine lagi Ros.."
"Mas mau buat aku mabuk ya.." Rosa tertawa manja sambil mencubit lengan Abi.

Keduanya tampak menikmati makan siang mereka. Bunyi denting sendok beradu dengan piring sesekali terdengar. Alunan musik klasik dari sound system di restaurant tersebut membuat suasana menjadi nyaman dan romantis.

"Ros, Mas kalau dengar musik begini jadi ngantuk nih.." Abi tersenyum penuh arti kepada Rosa.
"Terus mau diapain, Mas mau bobok dibangku ini?" Rosa tertawa memperlihatkan gigi putihnya tersusun rapi.
"Kamu nggak malu, kalau Mas tidur di sini.."
"Nggak, paling Rosa tinggalin Mas di sini.."
"Benar.. Nggak malu.." Abi mengambil posisi layaknya orang akan tidur di tempat tidur.
"Mas! Jangan ngaco.."
"Kalau nggak boleh tidur di sini, di kamar hotel ini aja ya.."
"Tahu nih.. Mas seperti kena obat tidur bawaannya ngantuk berat." Abi berkata demikian dengan maksud tertentu.

Rosa yang merasa kasihan kepada Abi, mempersilahkan Abi untuk mencari kamar di hotel tersebut. Dalam hatinya, Rosa juga mengetahui keinginan Abi. Abi ingin membawanya menikmati suasana yang lebih dari sekedar makan siang. Sebenarnya kata hatinya sangat bertentangan dengan keinginanannya. Tapi lagi-lagi cintanya yang begitu besar kepada Abi mengalahkan kata hatinya.

Suasana kamar hotel bintang lima terkesan sangat mewah. Tempat tidur yang menawan dengan ditutupi sprei satin berwarna putih, memberikan kesan yang elegan. Pencahayaan yang diatur sedemikian rupa membuat suasana kamar menjadi romantis. Ada rasa kerinduan yang sangat di dalam hati Rosa. Kerinduan yang begitu dalam akan sentuhan laki-laki dewasa. Kini kenyataannya akan segera terwujud. Abi, Kakak iparnya akan memberikan sentuhan yang sudah lama ia rindukan. Sebersit keraguan berkecamuk dalam dirinya. Akankah dia korban harga diri dan penghianatan cinta kepada Kakak kandungnya sendiri. Yang tidak lain adalah istri Abi.

"Ros.. Mas sayang kamu."

Lamunan Rosa segera buyar. Dia hanya membiarkan bibir Abi melumat bibirnya. Ada rasa ketegangan pada dirinya. Ada suatu rasa penghianatan dan nista pada dirinya. Semuanya berkecamuk, mengaduk-ngaduk isi pikirannya. Abi rupanya mengetahui isi pikirannya. Dilepasnya ciumannya dan membiarkan pandangan mata Rosa mengarah kepadanya.

"Mas tahu.. Ini salah, tapi perasaan Mas kepadamu tidak dapat Mas sembunyikan lagi.."
"Stop! Mas.."

Dengan tiba-tiba Rosa melumat bibir Abi. Lumatan birahi yang menggebu-gebu. Lumatan bibir seorang perempuan berumur tiga puluh dua tahun yang telah bersuami. Keduanya sadar dalam melakukan perselingkuhan ini.

"Ah.." Desahan birahi keluar dari mulur Rosa, saat lehernya yang jenjang dicium. Napasnya naik dan turun ketika tangan Abi merogoh masuk ke dalam belahan blaser yang masih dia kenakan. Tangan Abi yang halus meraba sekujur perutnya yang rata.

"Perut kamu seperti perut seorang gadis, Ros.." Pujian Abi membuat Rosa serasa di awang-awang. Belum pernah suaminya mengatakan hal demikian kepadanya. Abi sangat sensitif dan memperhatikannya.

Bibir keduanya melumat dengan liar. Lidah Rosa menjulur ke dalam rongga mulut Abi, mengadu lidah keduanya seolah menjadi satu. Kedua tangan Abi melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan oleh Rosa. Buah dadanya yang besar ditopang oleh BH berenda berwarna hitam.

"Kamu sangat sexy.. Sayang.."

Abi sangat pandai memuji. Seluruh pujiannya membuat Rosa terpikat dan membuat birahinya makin bertambah besar. Pikirannya sudah bulat akan memberikan seluruh tubuhnya kepada Abi.

Tangan Rosa pun mulai bergerak melepaskan kemeja tangan panjang yang masih dikenakan Abi. Dada Abi yang bidang dirabanya dengan kedua tangannya yang putih mulus. Jari-jari tangan Rosa bermain-main diantara belahan dada Abi. Dengan gerakan yang lembut Rosa mencium dada Abi yang bidang. Bibir dan lidahnya menjilati seluruh permukaan dada dan perutnya. Abi hanya memejamkan matanya. Sesekali mulutnya mendesah menahan geli dan hasrat yang membara. Terlihat dia sangat menikmati permainan Rosa.

Tangan Rosa membuka resleting celana panjang Abi. Kontol Abi yang sudah menegang sejak tadi, segera mencuat keluar menghirup aroma birahi yang ditebarkan Rosa. Rosa terpekik melihat kontol Abi yang begitu besar dan panjang. Urat-urat kontol Abi terlihat kekar dengan dihiasi tahi lalat kecil. Menandakan pemiliknya memang jagoan dalam hal bersetubuh.

Dengan kedua tangannya, Rosa memegang batang kontol Abi, bagaikan memegang benda yang begitu berat. Kedua tangannya meremas dengan gemas batang kontol Abi. Mulut Rosa yang tipis mengulum ujung kontol Abi. Abi menggelinjang kegelian. Giginya yang putih menggigit dengan lembut, kemudian mengulum bagaikan seorang gadis kecil menikmati gula-gula. Abi makin bernafsu.

"Ah.. terus sayang.. Hisap yang kuat.. Ah.."

Rosa tidak menjawab erangan Abi, mulutnya makin asyik mengulum, memasukkan dan mengeluarkan batang kontol Abi. Kedua tangannya memegang pantat Abi. Masuk.. Keluar.. Masuk.. Keluar begitu berulang-ulang sehingga urat-urat kontol Abi makin terlihat menegang, seolah-olah seluruh cairan dalam batang kontolnya akan segera meledak.

"Ros.. Mas mau keluaar.. Sayang.."
"Keluarin Mas, jangan ditahan.."

Rosa kembali memasukkan kontol Abi ke dalam mulutnya. Tangannya merasakan sperma yang ada dalam batang kontol Abi akan segera tumpah. Crot.. Sperma Abi keluar dan masuk ke dalam mulut Rosa. Sebagian dapat ditelanya, selebihnya sperma Abi berceceran di karpet. Abi terlihat sangat puas. Diciumnya rambut Rosa yang hitam legam.

"Rosa ke kamar mandi dulu ya Mas.."

Abi hanya menganggukkan kepalanya dan menuju tempat tidur. Bunyi gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi. Rosa menyikat giginya dengan pasta gigi yang tersedia di sana. Tangannya meraba vaginanya yang basah oleh birahinya yang belum terpuaskan.

"Wow.. Kamu benar-benar sexy, sayang.."

Mata Abi tidak berkedip melihat tubuh Rosa tanpa sehelai benang pun menuju tempat tidur. Dengan tubuh polos putih bersih dan rambut yang panjangnya sepunggung, membuat Rosa sangat seksi dan membangkitkan gairah sex laki-laki. Dia naik dari ujung tempat tidur. Merangkat mendekati wajah Abi. Keduanya berciuman kembali. Lumatan bibir keduanya seakan tak kan pernah usai. Seakan bibir keduanya ingin selalu bersatu selamanya. Abi meremas kedua payudara Rosa yang besar dan kenyal. Tangannya memegang dari bawah payudara Rosa, kemudian meremasnya dengan sangat lembut. Rosa terpekik kegelian dan melepaskan ciumannya.

Abi kemudian melumat payudara Rosa. Putingnya yang kemerahan dihisapnya dengan sangat rakus, bagaikan seorang bayi yang kelaparan. Sedotan mulut Abi menimbulkan bunyi-bunyian yang khas. Srup.. Sruup..

Mata Rosa hanya terpejam dan merintih menahan geli. Vaginanya kembali berkedut-kedut, menandakan cairan birahinya akan keluar.

"Mas.. Hisap bawahku.. Sayang.."

Abi merosot kebawah menuju lubang vagina Rosa. Mulutnya menciumin klitoris Rosa yang menonjol keluar. Lidahnya menusuk-nusuk ke dalam celah-celah bibir vagina Rosa. Abi merasakan cairan keluar dari dalam vagina Rosa. Mulutnya makin keras menyedot klitoris Rosa.

"Ah.. Ah.. Aku.. Keluaar.. Mas.." Rosa menjerit kenikmatan.

Badannya terlentang membuat payudaranya yang besar dan kenyal mendongak ke depan. Bulu-bulu kemaluannya yang di cukur rapi, membuat Abi sangat bergairah. Abi menciumi Rosa dengan sangat bernafsu. Mereka bergumul dengan semangat berapi-api. Bunyi decik tempat tidur beradu dengan suara-suara musik yang keluar dari televisi. Tubuh mereka bergumul menindih satu sama lainnya. Sprei tempat tidur yang tadinya tertata dengan rapi, terlihat berantakan. Bed cover berserakan di bawah tempat tidur.

"Ah.." Rosa menjerit nikmat, ketika kontol Abi yang besar menerobos liang vaginanya. Ada sedikit hambatan saat kontol Abi yang besar masuk ke dalam lubang vagina Rosa. Vagina Rosa kecil dan sempit. Abi merasakan batang kontolnya sangat sesak di dalam lubang vagina Rosa.

Sret.. Sret.. Blep.. Blep..

"Ros.. Vagina kamu enak sekali sayang.." Abi kembali memuji Rosa. Kontolnya terus memompa ke dalam vagina Rosa. Cengkeraman lubang vagina Rosa mulai mengendur, membuat kontol Abi leluasa masuk dan keluar. Mata Rosa hanya terpejam merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kontol Abi sangat besar, membuat birahinya cepat keluar. Otaknya mulai merasakan akan terjadi tumpahan dari dalam dinding cairan birahinya. Gesekan kontol Abi yang terus menerus, membuat pertahanannya cepat rapuh. Urat-urat cairan dalam vaginanya berkedut-kedut menandakan orgasmenya akan segera keluar.

"Ah.. Ah.. Oh.. Mas.. Rosa mau keeluaar.. Ooh.." Erangan panjang Rosa membuat Abi makin bernafsu memompa.

Blep.. Blep.. Blep..

Sedetik kemudian sperma Abi pun menyemprot masuk ke dalam vagina Rosa.

"Aah.." Abi merasakan kenikmatan yang luar biasa. Napasnya naik dan turun. Kontolnya berkedut-kedut menetaskan cairan sperma. Rosa tersenyum puas dan sesekali badannya mengelinjang, saat kontol Abi makin masuk ke dalam vaginanya.

"Ih.. Mas.. Geli sekali sayang.." Rosa memandang wajah Abi dan mengelusnya dengan lembut. Abi mencium bibirnya seraya memuji kenikmatan yang telah diberikan Rosa kepadanya. Mereka saling berciuman dan tidur berpelukan hingga sore hari.

Malam itu Rosa terlihat sedikit gusar. Sesekali dipandanginya cermin antik yang memantulkan wajahnya. Suaminya tergolek ditempat tidur, badannya sangat kelelahan setelah seharian bekerja di kantor. Rosa melirik suaminya. Ada perasaan iba kala melihat wajah suaminya yang tanpa dosa.

Jantungnya berdegup kencang, ketika dilihatnya sesosok muka memantul dari cermin antiknya. Wajah seorang wanita yang sangat ia kenal. Wajah yang hampir mirip dengan wajahnya. Ya, wajah seorang perempuan yang tidak lain adalah wajah kakaknya sendiri. Wajah istri Abi!

Tiba-tiba, tangan Rosa mencari benda yang ada di depan meja antiknya. Dia melemparkan benda tersebut ke arah cermin antik. Brak!



Extended Network Banners
Online Now Icons
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger