Dia berkata, "Mo mendaftar yah Dek..? Kalo mau
mendaftar di atas."
Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di
sana. Belakangan aku tahu dia tentor kelas IPA yang juga mengajarku di kelas,
sangat kebetulan yah.
Tidak cakep sih kakak itu, namun rayuannya membuatku sangat
tersanjung. Dan wibawa serta senyumannya sangat membuatku terkesima, apalagi
saat ia menjelaskan terlihat sekali kecerdasannya terpancar. Aku semakin kagum
melihatnya. Dari hari ke hari kami semakin akrab. Aku pun biasa diantarnya
pulang, kami pun sering ngobrol bersama tentang masalah kami karena kami juga
sudah saling terbuka bahkan menyangkut cerita pribadi kami. Kami juga
seringbercanda. Ia pun sesekali menyentuhku, sehingga aku merasakan sesuatu
yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut dan mesranya.
Sampai pada suatu hari dia mengajakku nonton dan aku pun
menerima ajakan itu. Kami pun pergi sekitar jam 7 malam ke twenty one. Saat
film tengah diputar, ia tidak henti-hentinya melihatku. Aku pura-pura serius
nonton, tapi aku sebenarnya juga melihatnya. Kemudian ia mulai berani memegang
tanganku, aku pun membiarkannya dan ia pun berkata, "Kakak sayang
kamu."
Serr.., rasanya aku tersambar petir asmara dan tidak kuasa
menolaknya, apalagi ketika ia mulai berani menyandarkan kepalanya di bahuku dan
meletakkan tangannya di pahaku. Aku semakin tidak kuasa menepisnya.
Kemudian ia pun memandangku sejenak dan langsung menyambar
bibirku, aku pun menyambutnya dengan mesra. Lidah kami saling bertautan dan
aroma nafas kami saling memburu mereguk nikmatnya air liur kami yang saling
kami tukarkan. Kebetulan di sederetan kursi kami duduk tidak ada orang, jadi
tidak ada yang melihat aktivitas kami ini. Baru sekali ini saya melakukan hal
seperti ini di bioskop, bahkan sama pacar saya yang jauh lebih cakep dari kakak
tentor saya ini saya tidak pernah melakukannya. Itulah sebabnya saya sangat
menikmatinya.
Kakak saya yang satu ini pun semakin berani mengelus-elus
paha mulusku yang kuning langsat itu, dan dia berkata, "Paha kamu mulus
yah.., Kakak jadi tambah sayang sama kamu."
Kebetulan rok yang kupakai saat itu memang mendukung, sebuah
rok biru pendek selulut namun ada belahannya yang menyebabkan tangan kakakku
ini mudah menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara dua pahaku.
Namun karena malu aku pun menahan tangannya, dan berkata,
"Jangan Kak."
Ia pun tidak memperhatikan kata-kataku, dan tangannya terus
memaksa masuk.
Sekarang celana dalamku bagian paha dalam sudah ia raih.
Sedikit lagi ia tarik, maka ia akan mendapatkan kemaluanku yang sudah basah
ini.
Ia berkata, "De.., nggak pa-pa kok, enak deh, masa
nggak percaya sih sama Kakak. Ya Yang.. ya..!"
Aku pun tetap bertahan untuk tidak memberikan apa yang ia
mau, namun tenaganya lebih kuat dari padaku, sehingga slep.., jarinya menyentuh
klitorisku.
Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, apalagi ketika ia
mulai memainkan tangannya di lubangku bagian luar, mengelus-elus buluku yang
tipis dan menggesek-gesekkan klitorisku yang sudah basah dengan cairanku.
Sungguh sensasi yang luar biasa yang sudah lama tidak kurasakan. Memang sih
pacarku yang dulu (sebelum dengan yang sekarang) agak nakal dan suka minta
jatah, tapi yang sekarang orangnya sangat baik, alim, nggak kurang ajar. Tapi
aku gampang dekat sama laki-laki, jadi pacarku yah pacarku, temenku yah
temenku, kadang malah lebih dekat dari pacarku, seperti kakak tentorku sayang
yang sedang asyik memainkan klitorisku ini.
Tidak sadar aku pun mengeluarkan suara-suara yang erotis
sambil menjambak rambutnya, "Ahh.. ahh.. Kakak.., Kakaak.., enak. Kakak
nakall..!"
Kepalanya yang tanpa sadar juga sudah sudah menempel di
kedua payudaraku. Film pun habis, lampu kembali menjadi terang. Ia pun
memandangiku dengan mesranya.
"Pulang yuk..!" katanya sambil menggandeng
tanganku.
Sambil berjalan turun, aku pun membetulkan rokku yang sudah
diacak-acak olehnya tadi.
"Maafin kelakuan Kakak yah tadi." ia pun
memecahkan kebisuan di antara kami berdua.
"Nggak pa-pa, tapi jangan diulangi lagi yah Kak.. aku takut."
jawabku.
Ia langsung merangkul pinggulku dan mencium pipiku, sungguh
sangat mesranya. Kami pun pulang dengan menggunakan jasa taxi.
"Turun dulu Kak..!" kataku saat taxi sudah sampai
di depan rumahku.
Ia pun menyanggupi dengan langsung membayar taxi dan ikut
turun bersamaku. Sungguh lelaki yang bertanggung jawab dalam hatiku. Aku pun
mengambil kunci di bawah pot, di situ biasa kami menyimpan kunci kalau tidak
ada orang di rumah. Maklumlah, ibuku sering pergi ke rumah kakakku yang paling
tua, sehingga aku biasanya hanya tinggal di rumah bersama saudara-saudaraku.
Bapak dan ibu sudah cerai sejak aku SD.
Aku langsung mempersilakannya masuk ke rumah mungilku.
"Duduk Kak.., mo minum apa..?"
"Nggak usah repot-repot deh, ehh iya orangtuamu nggak
ada..?"
"Nggak ada Kak, lagi pergi kayaknya."
"Oohh.."
Begitu percakapan kami setelah kami masuk. Aku pun langsung
masuk kamar untuk mengganti baju.
"Tunggu sebentar yah Kak." kataku, namun ia
langsung mengikutiku ke dalam kamar dan menggendongku ke atas ranjang, lalu
mengunci pintu kamarku.
"Kak, Kakak mau apa..?" tanyaku lugu.
"Lanjutin yang tadi yah..?" ucapnya.
"Jangan Kak, aku takut..!" kataku lagi tapi dia
langsung memelukku dan meciumku dengan liarnya.
Aku yang juga sudah terangsang menyambutnya dengan ciumanku
yang bernafsu.
"Achh.., ack.., ack..!" bunyi mulut kami yang
saling terpaut mesra.
Ia pun melepaskan semua bajunya dan bugil di depanku.
Kemaluannya yang menggelantung di depanku sangat besar, baru kali ini aku
melihat yang sebesar ini. Kemaluan pacar-pacarku tidak ada yang sebesar dan
sehitam ini, sungguh membuatku ingin merasakannya. Walaupun aku suka petting
samapacarku, namun aku masih tetap menjaga perawanku sampai saat ini. Aku tidak
kuasa menolak ketika ia melepaskan seluruh bajuku, sehingga aku polos tanpa
sehelai benang pun yangmenempel pada tubuhku.
Di kamarku sendiri, di atas ranjangku sendiri, dimana ibuku
biasa tidur bersamaku, sekarang akusedang memegangi batang kemaluan tentorku
yang amat panjang dan keras yang ia sodorkan ke mulutku. Walaupun sempat
menolak karena agak jijik, namun akhirnya aku mau juga dan malah keenakan
menghisap miliknya seperti lolypop yang dulu sering diberikan mama waktu aku
kecil.
Kakak tentorku pun mengerang keenakan, "Ahh.., aah..,
ahh.., enak Sayang.. terus..!"
Terdengar juga saat itu, "Ckkc.. ckk..!" bunyi
hisapan mulutku di batang kemaluannya.
Dalam posisi aku tidur dan ia mengangkang di atasku sambil
kedua tangannya meraih payudaraku dan meremas-remasnya, aku pun keenakan
dibuatnya. Ia kini melepaskan penisnya dan menghisap kedua payudaraku secara
bergantian dengan liarnya sambil tangannya memainkan klitorisku dan sesekali
menusuk masuk ke lubangku yang sudah amat becek. Aku pun merasa sangat nikmat
dibuatnya.
"Aaah.., ahh.., uhh.., uuhh Kaa.. Kkaakaa..kk tyus Kak
eenaakk.., ah.. aahh uhh yeah..!" begitulah teriakanku sambil meracau
tidak karuan karena menahan nikmat yang luar biasa.
Ia pun menjilati tubuhku, turun dan turun hingga sampai
kepada lubang kemaluanku yang ia garapmesra.
Aku pun melenguh keenakan, "Aahh.., aahh.. Kakk.., aku
mo keluar..!"
Ia seakan tidak menggubrisku, jilatannya pindah ke arah
paling sensitif. Klitorisku dimain-mainkan dengan lidahnya. Aku hanya bisa
merem melek dibuatnya, karena sensasi yang luar biasa atas permainan lidahnya
di bagian tubuhku yang sensitif.
"Kakk.., Kakk.., aku keluarrh. Ahh.., aahh..!" aku
pun mengeluarkan cairanku, namun ia tidak berhenti menghisap vaginaku sampai
semuanya dibuat bersih.
"Oohh.., Kakk.., enakk.. Kakk..!" aku seakan tidak
perduli lagi apa yang kuucapkan.
Ia pun mencoba menusukku dengan senjatanya yang sudah
menegang dari tadi. Sungguh seorang kakak yang perlu diteladani, ia mau
memuaskanku dulu baru memikirkan nasib 'adek'-nya.
Aku pun dengan senang hati melebarkan kakiku untuknya,
seakan aku pasrah memberikan diriku untuknya. Ia pun berusaha memasukkan batang
penisnya ke arah vaginaku, namun agak sulit karena memang aku masih perawan.
Aku pun merasa sakit, namun karena ia juga meremas payudaraku dan menghisap
bibirku, rasa sakit itu sedikit terobati. Sampai akhirnya, "Bless..!
Pertahananku berhasil ditembusnya.
Aku pun berteriak, "Ahh.., saa.. saakiitt
Kaakk..!"
Ia pun membelai rambutku, dan berkata, "Tahann ya
uhh..!"
Ia pun nampak keasyikkan menikmati jepitanku, "Uhh..,
Dekk.., kamu hebat..!"Kami pun terus berciuman sementara tangannya
memainkan puting susuku yang semakin mengeras.
"Ahh.., aahh.. aahh.." betul-betul nikmat dan
asyik, "Aahh.., ohh.., uuhh..!"
Ia pun menghisap bibirku dengan lembut.
Tidak lama kemudian, "Ahh.., aahh.., ohh.., yeaahh..
yeaah.. Kak.. aku mo keluarr. Oohh aku sudah tidak tahan lagi..!" dan,
"Serr.." keluarlah cairanku.
Aku pun merasakan kenikmatan yang teramat sangat di sekujur
tubuhku seiring keluarnya cairan di liang kenikmatanku beserta darah segar yang
sejak tadi keluar dan membasahi sepreiku. Namun aku tidak menangis dan
menyesalinya, bahkan seketika itu juga dia mengeluarkan batang kemaluannya dari
lubang kemaluanku dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajahku, dan mulutku. Aku
pun membersihkan sisa-sisanya dengan menelan sperma yang ia semprotkan dengan
menghisap batang kemaluannya sampai bersih.
Kemudian kami pun menatap mesra, berpelukan dan tertidur
bersama. Masalah besok yah besok lah diatur. Terima kasih bimbingannya yah
Kakak. I love You.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar