Anda dapat memanfaatkan Flash Disk sebagai anti virus dengan menggunakan beberapa tools antivirus yang bisa di jalankan melalui flash disk, misalnya AntivirX, ClamWin, dan Mx One.
bukan maksud saya mau mempromosikan atau membangga-banggakan, tapi disini saya lebih memilih Mx One
Mesut Ozil
Mesut Ozil
Perkembangan sepakbola di era modern menggerus beberapa sektor yang dahulu begitu lekat dalam permainan olah kulit bundar, salah satunya adalah posisi nomor sepuluh. Di masa lampau, seorang playmaker biasanya mendapat keleluasaan dari pelatihnya untuk 'memamerkan' skill di lapangan.
Namun, sejak diciptakannya bola ultraringan, aset terpenting bagi pemain di pos tersebut, yaitu umpan terobosan, jarang lagi terlihat. Pasalnya, kebanyakan pemain jadi sulit mengukur umpan terobosannya secara konsisten. Tapi kasus tersebut tak berlaku bagi Mesut Ozil.
Cara mengunciCD rom atau DvD Drive dengan CD rom lock
Drive CD atau DVD Rom merupakan salah satu komponen penting dari sebuah desktop PC atau notebook. Tanpa perangkat tersebut kita tidak bisa memutar kepingan CD, kepingan DVD, membuka dokumen menginstall program dan aktifitas lainnya. Namun, jika anda menggunakan komputer tersebut bersama dengan yang lain, terutama di rumah, setiap orang yang menggunakan komputer cenderung mengeksplorasinya secara berlebihan. Tanpa sepengetahuan anda, mereka bisa menggunakannya untuk melakukan burning ke kepingan CD atau DVD secara berlebihan.
This is featured post 4 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 5 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Madrid - Meski sudah punya Kaka, Real Madrid membuat
keputusan berani dengan mengangkut Mesut Oezil awal musim ini.
Keputusan tepat melihat kontribusi pemain Jerman itu buat Los Blancos.
Madrid
memang melakukan penguatan besar-besaran awal musim ini. Di antaranya,
klub ibukota Spanyol itu mendatangkan Jose Mourinho sebagai juru latih
serta duet timnas Jerman, Oezil dan Sami Khedira.
Perekrutan
Oezil sempat mendatangkan keraguan. Memang, gelandang 22 tahun itu
tampil ciamik bersama Jerman di Piala Dunia 2010; tapi Madrid masih
punya pemain bintang di posisi playmaker, yaitu Kaka.
Waktu
kemudian membuktikan bahwa keputusan mendatangkan Oezil tidak salah.
Cedera yang menghampiri Kaka memang menjadi salah satu faktor, tapi
kualitas Oezil sendiri lebih berperan besar.
Jumlah gol Oezil
memang baru 10, enam di Liga Spanyol, tiga di Copa del Rey dan satu di
Liga Champions. Tapi mencetak gol memang bukan peran seorang gelandang
penyuplai bola, melainkan mengirim umpan.
Dari data yang dilansir Madrid, Oezil adalah pencetak assist terbanyak di skuad mereka dengan 24 assist. Rinciannya, 17 dilepas di Liga Spanyol, enam di Liga Champions dan satu di Copa del Rey.
Angka ini masih lebih banyak ketimbang catatan Oezil saat menjadi pemain untouchable di Werder Bremen. Di Bremen, pemuda keturunan Turki itu mengirim 21 assist ditambah sembilan gol.
Di Liga Spanyol, angka assist
Oezil memang masih kalah dua dari assist yang dimiliki striker
Barcelona, Lionel Messi. Tapi bila digabung secara total dengan di Liga
Champions, koleksi assist Oezil masih lebih unggul.
Tahun 1997 ada sebuah kenangan indah di daerah wisata Kopeng
masuk wilayah Kabupaten Salatiga di Jawa Tengah dan waktu itu aku masih bekerja
di salah satu perusahaan jasa pelayaran di Semarang. Pak Bram, sebut saja
begitu adalah pimpinan tempatku bekerja, dan beliau saat itu berusia kurang
lebih 48 tahunan namun potensi seksualnya masih hebat. Aku sendiri menempati
posisi deputy dari Pak Bram dan semua sepak terjangnya sudah ada pada tanganku
semua dan aku tetap menjaga kepercayaannya padaku. Itulah kenapa sekretarisnya
selalu berganti-ganti dan selalu muda dan cantik-cantik padahal menurutku
perusahaan yang tidak begitu besar itupun belum membutuhkan seorang sekretaris.
Hanya saja saat jam istirahat dan menjelang kepulangan Pak Bram, si sekretaris
tadi disibukkan dengan acara office party.
Kalau sudah jam-jam sibuknya Pak Bram itu, kami seluruh
kantor tidak berani mengganggu acaranya yang membutuhkan waktu, biasanya rata
rata 45 menit sampai 1 jam. Dan entah apa yang mereka lakukan berdua dengan
sekretarisnya selama itu, namun yang jelas setiap kali office party itu
berakhir, Pak Bram kelihatan lebih fresh dan sebaliknya sekretarisnya nampak
sedikit kusut dan menampakkan ekspresi kurang puas. Seluruh telepon yang minta
sambung ke Pak Bram pasti tidak akan disambungkan dengan alasan keluar kantor
atau lunch.
Suatu hari datanglah seorang agen asuransi seorang wanita
untuk menawarkan jasa ke kantor kami, dan saat itulah Pak Bram melihat wanita
itu dan diminta masuk ke ruangannya.
"Saya Sofi," wanita itu memperkenalkan dirinya.
"Bram," seraya mengulurkan tangannnya.
"Saya Prasetyo," sahutku memperkenalkan diriku.
Singkatnya Pak Bram nampaknya tertarik dengan jasa asuransi
itu dan mengikut sertakan seluruh karyawan perusahaan tempat kami bekerja. Dan
saat itu juga Pak Bram menandatangani perjanjian dengan perusahaan asuransi
dari Mbak Sofi.
"Every thing is OK, jika ada apa-apa hubungi saja Pak
Pras, yach," kata Pak Bram mengakhiri perjanjian kami.
Aku akui memang wanita itu pandai dan menarik sekali cara
perkenalannya atau kami sudah terlena oleh kemolekan tubuh wanita ini. Seminggu
kemudian Mbak Sofi mengantar polis-polis ke perusahaan kami dan kebetulan Pak
Bram sedang dinas ke Jakarta dan kali ini aku yang harus menemui.
"Maaf Pak Bram lagi ke Jakarta, silakan duduk! mau
minum apa?" kataku menyambut mereka di ruanganku.
"Apa saja dech yang segar," sahut Sofi.
"Oh iya, Pak Pras, kenalkan ini asisten saya, namanya
Yeni," kata Sofi memperkenalkan rekan kerjanya.
Acara serah terima polis berlangsung begitu cepat dan
sejenak kami hening dan terdiam tiba-tiba, suasana terlihat kaku.
"Wow, selera Mas Pras boleh juga," kata Sofi
tiba-tiba.
"Em, emangnya kenapa Mbak?" tanyaku semakin akrab
saja.
"Tuh..." kata Sofi sambil menunjuk ke arah
kalender meja yang bergambar cewek bule polos dengan pose mengundah nafsu yang
melihatnya.
"Yach maklumlah aku khan laki-laki Mbak, nanti kalo
gambarnya cowok wah.., lha bisa berabe," sahutku sekenanya.
"Begini Pak Pras, selain menyampaikan polis kami ke
sini juga ingin memberikan bonus untuk perusahaan ini karena omzetnya besar
sekali," kata Sofi di sela-sela gurauan kami.
"Baik nanti saya sampaikan ke Pak Bram, terus..."
pembicaraanku di sela oleh Sofi.
"Begini Pak Pras nanti kita bicarakan di dinner party,
kita akan kasih tau tempatnya," kata Sofi sambil menatap tajam ke arahku.
Besok adalah hari Sabtu, biasanya kantor kami masuk setengah
hari, dan siang nanti aku harus jemput Boss yang datang bersama sekretarisnya.
Dalam perjalanan HP-ku berdering dan nampaknya dari Sofi.
"Prasetyo di sini," jawabku.
"Mas Pras, entar malem bisa khan? tempatnya rahasia,
nanti sore kita jemput di kantor," kata Sofi.
"Apaan sich pakai rahasia segala," tanyaku yang
membuat Pak Bram penasaran.
"Sebentar Fi, aku lagi bersama Pak Bram dan Mbak
Niken," jawabku.
"Pak Bram, ini dari Sofi mengajak makan malem entar
malem, dan mereka akan membicarakan soal bonus, akan tapi dia merahasiakan
tempatnya," aku menyampaikan pesan Sofi semua ke Pak Bram.
"Mas, aku ikutan yach," rengek Niken manja.
"Hem emhh..." sahut Boss tuaku.
"OK, Mbak Sofi nanti sekalian Mbak Niken juga
ikutan," aku menyambung pembicaraan ke Sofi.
Sofi terdiam sejenak lalu, "Its OK, Yeni juga kau ajak
kok, pokoknya siiplah, bye," Sofi menutup pembicaraan kami.
Kami berbalik arah atas perintah Pak Bram untuk menuju
kantor karena sebentar lagi sore dari pada ke rumah Pak Bram nanti urusan sama
istrinya bisa berabe. Kantor sudah lengang karena sudah pada pulang sejak pukul
13.00 tadi dan tinggal kami bertiga serta satpam penjaga kantor.Begitu sampai
di kantor Bram dan Niken rupanya tidak dapat menahan gejolak birahinya dan
dengan terburu-buru masuk ke ruangan Bram namun pintu masih terbuka sedikit.
Akhirnya aku tahu apa yang dilakukan Bram dengan sekretaris-sekretarisnya
dahulu, juga dengan Niken dengan mata kepalaku sendiri.
Desahan nikmat Bram semakin keras dari ruanganku yang
kebetulan bersebelahan, demikian pula desah Niken. "Niken, aahhmmm..
mmmpphh... hisepph... aaaghhh..." desah Bram membuat birahiku perlahan
bangkit dan menjalar ke selangkanganku untuk mengacungkan diri.
"Braaamm... gelliii," desah Niken kemudian. Namun yang aku dengar
hanya desah dan dengusan nafas Bram yang tenggelam dalam birahinya, dan kemana
desah manja Niken? tanyaku dalam hati. Beberapa saat kemudian, "Nikenhhh...
ahhgghhh.. kku.. kell..." kata Bram terbata-bata menahan laju spermanya.
"Aaaghhh..." teriak Bram keras menyemburkan spermanya diiringi suara
gaduh dari ruangannya, sepertinya benturan kursi dengan meja.
"Emmmpphhh..." Niken mendesah lirih. Sebentar kemudian terdengar
orang mengguyurkan shower, pasti si Niken lagi bersih-bersih, tebakku. Lalu
ruangan itu kembali hening, hanya obrolan-obrolan pelan dari ruangan itu,
kadang aku dengar suara tertawa kecil dari Niken.
"Pras, sini lho jangan bengong di situ," suara
Bram keras memanggilku saat aku mulai menjelajah internet di PC-ku.
"Sebentar Boss," sahutku dan dengan sengaja aku
buat lama agar mereka sempat merapikan pakaian masing-masing.
Lebih kurang tiga menit berlalu aku baru berani mengetuk
pintu Boss yang terbuka sedikit namun aku masih ragu-ragu.
"Masuk Pras, kemarilah kita berpesta," kata Bram
datar.
Alangkah terkejutnya aku ketika masuk ke ruangan itu melihat
Niken tergolek bugil di meja Bram, sementara Bram masih menghisap puting Niken,
dan jari tengahnya bekerja di vagina Niken yang terlihat basah oleh sperma
Bram. Sperma Bram nampaknya cukup banyak sampai meleleh di meja di sela-sela
bongkahan pantat Niken yang padat kenyal.
"Mmm.. maaf Pak," kataku tergagap, namun aku
melihat Niken tidak bereaksi dan masih merem melek oleh permainan jari Bram di
vaginannya. "Pras, ayo bantu aku puasin Niken, aku udah lumayan capek
Pras," kata Bram datar dan tidak aku perkirakan sebelumnya. Melihat
pemandangan sedap itu penisku tegang seketika dan berereksi maksimal dan
membayangkan bagaimana kalau vagina sempit itu aku jejali dengan penisku
sepanjang 16,5 cm dengan diameter 4 cm. "Jangan bengong, tunggu apa
lagi!" teriak Bram. Aku menghampiri mereka berdua dan sedikit takut juga
pada Bram meski sebelumnya aku pernah threesome waktu kuliah dulu dengan
teman-temanku. Akan tetapi yang aku hadapi ini situasinya lain, karena dia
adalah Boss-ku dan sekretarisnya.
Niken menatapku penuh harap dan dari mimiknya aku tahu dia
sangat mengharapkan permainan seksnya, tidak ada pada satu pihak dan
kesimpulanku Niken belum menggapai orgasmenya. Aku menghampiri Niken dari sisi
meja lainnya kemudian aku kecup mesra sekali bibirnya sambil kubelai lembut
rambutnya. Kami bercumbu lama sekali dan di sela-selanya kadang Niken mendesah
oleh permainan jari Bram, rasanya tidak menarik lagi baginya. "Emmhhh..
Prasshh..." desah Niken yang tampak semakin gelisah menggapai orgasmenya
yang gagal bersama Bram. Aku maklum, memang seusia Bram itu nafsu kuda tenaga
ayam karena usia. Tangan Niken mulai menggapai zipper lantas dengan cepat Niken
mengeluarkan isi celanaku yaitu batang pejal yang hangat. "Prasshh...
aaakhh..." Niken menggapai-gapai kepalaku untuk segera menghisap
putingnya, sementara tangan kirinya mengocok dengan lembut penis kesayanganku.
"Pras.. ayooo!" rengek Niken, namun aku melirik ke
arah Boss-ku yang tampak seperti anak kecil di tetek ibunya. Tampak olehku
penis Bram lucu bentuknya, kecil sekali, pantas saja Niken masih terangsang.
Bram memberiku isyarat agar aku segera melakukan permintaan Niken, lalu aku
pelorotkan sedikit celanaku. Aku kemudian berjalan ke sisi lain meja dan
mengatur posisi untuk segera melakukan penetrasi ke vagina Niken.
"Aoohh mmpphh... aaaghh..." Niken menggumam ketika
setengah penisku dengan mudah membongkar rongga rahimnya yang licin oleh sisa
sperma Bram. "Ahhggh ssshhh.. aaaghkkk..." Niken tampak meringis
ketika aku membenamkan seluruh batang penisku ke vaginanya dan terasa olehku
ujung penisku mendesak rahim atasnya. Aku diamkan sesaat lamanya penisku tenggelam
dalam rahimnya dan menikmati kehangatan yang terpancar dari genital kami
masing-masing. Kemudian aku kocok penisku perlahan dan lembut agar kehangatan
dan kasarnya lebih terasa bergesek dengan bibir vaginannya. Niken tampaknya
suka dengan apa yang kulakukan, terlebih saat Bram mulai memainkan bukit indah
di dadanya dimana putingnya masih nature dan kenyal. "Aaahgghh...
ssshhh... sshhh... aagghhh..." Niken mulai menggelinjang lembut menyambut
apa yang ia harapkan. "Prasssh... aagghh.. kuu... agghh...
aaakkhh..." sampai juga Niken pada momen yang diharapkannya. Akan tetapi
Niken masih menguasai orgasmenya, sehingga ia tidak larut dalam kenikmatan
pertamanya.
Aku memberinya waktu untuk beristirahat, dan ketika aku
hendak mengambilkan air mineral, buru-buru Bram mencegahnya dan ia memberiku
isyarat agar tetap di dekat Niken, kali ini Bram yang melayani kami. Setelah
itu ia ke bathtub dan berendam air hangat di sana. Aku mengambil tissue di meja
Bram dan aku sapukan lembut di bibir vagina Niken yang basah oleh cairannya
sendiri dan sisa-sisa terakhir sperma Bram. Aku jongkok di sisi meja, lalu aku
buka lebar-lebar kedua kaki Niken, nampaklah kini bongkahan daging kemerahan
yang rambutnya tercukur habis lagi bersih. Kutempelkan bibirku di bibir
vaginanya untuk melakukan oral seks, dan ketika aku buka bibir vaginanya dengan
telunjuk dan jari tengahku terciumlah bau harum yang khas dari Niken. Aku
menjilat dari pangkal anus Niken sampai sisi vagina bagian depan begitu
berulang-ulang dan aku sela dengan gelitik ujung lidahku di mulut vaginanya.
"Ooogghhk.. aaagghhmm.. punnhh.. aaahh... Prassstth...
aaaghh..." Niken melonjak-lonjak, pinggulnya goyang kiri-kanan di atas
meja berlapis kaca. Bokong Niken leluasa bergerak karena sperma Bram dan mani
Niken sendiri bercampur meleleh di permukaan kaca meja tersebut. Setelah agak
lama oral seks terhadap Niken aku lalu berdiri dan melepas semua pakaianku yang
sedari tadi belum sempat terlepas. Niken membuka lebar-lebar kedua pahanya dan
memegangi kedua tungkainya, matanya terpejam menyambut sensasi yang segera ia
rasakan. Kedua bibirnya yang seksi itu ia buka memancing birahiku untuk segera
menyetubuhinya. Aku remas sendiri penisku dan semakin mengeras dan panjang saja
di hadapan Niken, kemudian perlahan aku tempelkan di mulut vagina Niken. Tepat
saat Niken menyibakkan rambutnya aku hujamkan pelan memasuki rongga rahimnya.
Aku sedikit menarik dadaku agar tubuhku tegap berdiri dengan
begitu kepala penisku akan dengan mudah menyentuh G-spot-nya.
"Aaakkhhh.. yacchhh.. yaahh... mmpphhh... aaanggghhh
yaahhh," Niken semakin tenggelam dalam irama birahinya. Ia meremas sendiri
kedua payudaranya dan kadang putingnya ia tarik sambil dipilin-dilepas lagi dan
diulangi lagi berulang sehingga ia sendiri semakin tenggelam dalam ritme yang
mengasyikkan ini. "Aaaghkku.. agh ahhk... aaahh... aahh.. aamphh..."
Niken melepas kedua tangannya dari dadanya dan berpegangan erat pada kedua sisi
meja. Kepalanya oleng seperti orang kesurupan lalu dadanya ia busungkan,
pinggulnya bergelinjang penuh dengan gairah birahi yang mendalam. Kami semakin
jauh tenggelam dalam irama permainan ini dan tak menghiraukan lagi Bram yang
dengan santainya menyaksikan permainan panas kami. Namun ketika Niken mulai tak
dapat menguasai dirinya tampaknya Bram horny juga karena aku melihat tangan
kanannya terlihat mengocok penisnya sendiri dan yang kiri memegang segelas
Sampanye.
"Nikeenn.. aak... aahhh..." aku tak sanggup
menahan laju spermaku dan bersamaan itu pula. "Prassshhh.. aaakh...
aaaghhh..." Niken menjerit dan memegang erat kedua sisi meja, pinggulnya
ia hentakkan kencang-kencang dan dikombinasikan dengan goyangannya. Apa yang
Niken lakukan membuatku semakin tak tahan, dan sedetik kemudian aku memancarkan
maniku banyak sekali. "Aaagghh..." desahku keras. Rupanya denyutan
penisku saat maniku memancar menyebabkan Niken kegelian dan buru-buru ia bangun
lalu mendekapku erat-erat. Kami berdekapan mesra sampai tetes maniku terakhir
aku rasakan. Sekejap aku melihat wajah Bram terlihat tegang dan kedua giginya
terkatup rapat, sementara tangan kanannya terlihat semakin cepat mengocok
penisnya dan tiga detik kemudian ia terlihat puas melempar senyum ke kami.
"Hem.. udah puas Nik?" suara Bram itu mengagetkan
kami.
Niken menoleh ke arah Bram di bathtub lalu menganggukkan
kepalanya, lalu kami french kiss lama bak sepasang kekasih.
"Terima kasih Pras, entar malem pasti lebih hot,"
bisik Niken.
"Ha.." aku terkejut.
"Udah ach entar tau sendiri," bisik Niken.
"Hayoo... rencana busuk apa itu kok bisik-bisik?"
tanya Bram berkelakar.
Niken tersenyum kecut lalu menyusul Bram ke bathtub. Setelah
merapikan pakaianku, aku kembali ke ruanganku lalu mandi dan aku teridur di
kursi kerjaku. Singkat dan tak kuduga sebelumnya percintaanku dengan Niken
namun masih terasa gigitannya itulah kesimpulanku saat bercinta dengan Niken di
ruang Bram.
Tak terasa sudah jam lima sore saat aku terjaga namun
kulihat ruangan Bram tertutup rapat, khawatir janji dengan Sofi molor maka
pintu aku ketuk pelan dan kudengar suara Niken mempersilakan aku masuk.
"Masuk Pras!" suara Niken mempersilakan aku masuk.
"Mana Pak Bram?" tanyaku saat melihat Niken.
"Sedang keluar," kata Niken setengah mendesah.
"Kenapa..?" aku membalasnya dengan setengah
berbisik di belakang telinga Niken.
"Masih terasa mengganjal di sini Mas.." Niken
menunjuk ke selangkangannya yang ia buka melebar.
"Punya Mas besar dan panjang sich dan pokoknya
mmmpphhh..." imbuh Niken seraya mengusap-usap vaginanya sendiri dan
membuat gerakan bak disetubuhi.
Kemudian kami bersiap menyambut Sofi dan Bram yang akan menjemput
kami petang ini. Kami duduk di lantai atas kantor kami sambil minum ginseng
yang dibelikan oleh security kami. Tampak di luar masih terlihat kesibukan
pelabuhan yang tak pernah akan berhenti, kami pun terlibat obrolan santai.
Akhirnya aku tahu bahwa Niken menolak kalau dituduh simpanan Bram dan yang ia
lakukan hanyalah demi uang dan karir. Ia mau berbuat begitu karena dikhianati
oleh pacar yang amat disayanginya yang tega menghamili gadis lain. Dari Niken
juga aku tahu bahwa Bram itu orangnya "Edi Tansil" alias Ejakulasi
Dini Tanpa Hasil. "Baru diisep dua kali aja sudah ngecritt.. alias maninya
muncrat," kata Niken pada suatu kesempatan. Kasihan benar kamu Niken,
bisikku dalam hati. Lalu aku menarik nafas dalam-dalam.
"Oh iya Niken, apa maksud kamu tadi itu?"
selidikku.
"Yang mana?" tanya Niken lupa.
"Itu lho, katanya nanti malem akan lebih hot!"
sahutku.
Niken termenung sesaat.
"Sebetulnya ini rahasia dari Bram, cuma karena tadi aku
sangat puas dengan permainan Mas Pras akhirnya aku kelepasan ngomong,"
jelas Niken.
"Begini Mas Pras, sebetulnya Bram sudah tahu kalau Sofi
akan memberikan bonus dalam rangka aplikasi asuransi kemarin," imbuh
Niken.
"Terus..." tanyaku penasaran.
Niken sepertinya keberatan, lantas terdiam lalu berdiri dan
meghisap dalam-dalam filter kesukaannya. Matanya menerawang jauh ke laut lepas
seolah ingin menumpahkan semua beban hidupnya di sana.
"Nik..! kamu baik-baik saja kan?" aku bertanya
pada Niken dan menghampirinya lalu kudekap Niken di samping kiriku.
"Tapi wajah kamu kok keruh begitu..?" aku mencoba
agar dia mau curhat padaku.
"Mas Pras! tapi ini sangat rahasia, jadi tolong simpan
untuk Mas Pras saja," pinta Niken.
Aku tidak berkata sepatah katapun karena aku rasa Niken
sudah percaya kepadaku.
"Begini Mas...!" Niken mulai curhatnya kepadaku
panjang lebar yang intinya sikap Bram yang mulai terlihat mencampakkan Niken
seperti baru saja terjadi antara aku, Niken dan Bram dimana Bram mengijinkan
Niken aku setubuhi.
"Habis manis sepah dibuang," kata Niken penuh
kekesalan.
"Niken! dunia ini tidak hanya milik Bram atau milik
kamu ataupun milik aku saja, tetapi dunia ini luas," hiburku.
Secara jujur aku akui bahwa akhir-akhir ini aku juga merasa
kesal dengan Bram yang semakin otoriter saja dan ini bertentangan dengan
pribadiku.
"Sebenarnya aku sudah punya perusahaan sendiri yang aku
percayakan pada salah seorang sahabatku. Sekarang masih tahap trial running dan
membutuhkan accounting officer, kebetulan Niken kan background-nya accounting
punya dan kala Niken bersedia Niken boleh berkarir di sana," kucoba
memberi Niken alternatif yang baik.
"Tapi..." Niken tampaknya ragu namun segera aku
yakinkan.
"Nik! apakah aku seperi Bram dan... emhh, entah apa
yang terjadi tadi tiba-tiba aku tak sanggup menolaknya?" kutatap matanya
dalam-dalam untuk meyakinkannya, lalu aku yakinkan lagi dengan sebuah kecupan
mesra di dahinya.
"Aku tahu dan maklum kepada Mas Pras sebagai lelaki
muda dan..." Niken berhenti bicara sejenak seperti berpikir sesuatu.
"Dan jantan..." tukas Niken dengan senyum manisnya
yang merebak membuat wajahnya kembali bersinar.
Niken menghisap dalam-dalam kretek filternya mild-nya, lalu
mencampakkan puntungnya ke vas bunga dekat jendela.
"Mas, acara nanti malam adalah rencana Bram agar dapat
berkencan dengan si Sofi dan Yeni bersama kita," jelas Niken.
"Bersama kita..." aku terheran.
"Yach fivesome lah... dan sudah jadi rahasia umun kan
ada beberapa jasa semacam itu yang memberikan bonus service yang hot,"
kata Niken datar.
"Tapi Mas Pras nggak usah kuwatir, aku akan
melampiaskan semua kekesalanku atas Bram pada Mas Pras, so siap-siap saja
yach," ancam Niken dengan senyumnya yang seksi yang semakin membuat hatiku
berbunga.
"Dan Mas Pras akan jadi raja malam ini," ejek
Niken.
"Gila kali..." kataku pelan dan tiba-tiba saja
HP-ku berdering.
"Yes Boss..." jawabku pada Bram.
"Aku sampai di Gajah Mada nich, jadi siap-siap saja,
sekali celup masih bisa kok Pras," kelakar Bram.
Aku tidak merespon kalimat terakhir Bram tadi hingga Bram
menutup pembicaraan kami.
"Oh iya, kalian langsung saja ke Kopeng (Bram menyebut
nama salah satu wisma), kita ketemu di sana," ajak Bram.
"Ok, Niken ayo kita bersiap."
Aku menggandeng Niken menuruni tangga kantor kami menuju
Kijang kesukaanku. Dalam perjalanan ke Salatiga aku mempersilakan Niken untuk
istirahat agar badannya kembali bugar. 1 jam perjalanan aku dan Niken tiba di
wisma yang dimaksud oleh Bram, Niken masih tampak terlelap, aku mencoba
membangunkannya dengan cara mengecup lembut bibirnya. "Mpphhh.. udah
nyampai yach..." Niken mulai tersadar dari tidurnya.
Wisma itu besar sekali dan terletak agak jauh dari jalan
raya Salatiga-Magelang, mempunyai 4 kamar sekelas president suite. Melihat
bangunannya ini termasuk bangunan baru namun ber-arsitek mirip bangunan lama.
Bram sudah sampai duluan bersama Sofi dan Yeni yang nampak mesra di kiri dan
kanan Bram di koridor depan. Melihat kedatangan kami Sofi lalu berdiri dan
menyambut kedatangan aku dan Niken.
"Have a hot party," katanya sambil mengerlingkan
nakal matanya.
"Ayo kita santap malam!" ajak Sofi ke ruag tengah.
Ruangan tengah berhias lampu kristal mahal dan interiornya
tertata rapi berhampar permadani merah menambah hangatnya suasana meski udara
di sana terasa menggigit sampai ke tulang. Kami lantas makan bersama dan
dilanjutkan berenang di warm water pool dan setelah itu acara jalan-jalan
sekitar wisma itu menghirup udara segar pegunungan bercampur aroma sayuran khas
pegunungan. "Nich room service-nya, bila perlu apa-apa tekan saja extention
9 untuk room service atau membutuhkan sesuatu," kata Sofi ketika kami
melewati sebuah bangunan saat kembali ke wisma.
Kami duduk-duduk di ruang depan, sementara Sofi sibuk dengan
mempersiapkan ruangan tengah. Niken sedari tadi bergelayut manja padaku tampak
acuh dengan Bram di depan kami yang merangkul mesra Yeni. Tampak sesekali Bram
mencium bibir Yeni bahkan terang-terangan meremas selangkangan Yeni di depan
Niken, Yeni sendiri rupanya juga sudah "on" berat tak memperdulikan
sekitarnya. "Ternyata brengsek juga si Bram ini, tidak peduli perasaan
Niken," makiku dalam hati. Semakin lama sikap Bram semakin cuek saja,
akhirnya aku menarik Niken untuk ke teras samping yang menghadap ke kebun
sayuran. Kami berbicang ringan di sana tentang sejuknya dan betapa indahnya
alam ini kira-kira setengah jam kami habiskan waktu untuk ngobrol. Aku dan
Niken lalu masuk kembali ke ruangan semula dan aku amati wajah Yeni semakin
kelihatan horny sekali, demikian juga Bram, namun mereka (Bram dan Yeni) tak
dapat memulai sendiri pestanya harus bersama-sama. Wajah Yeni tidak begitu
cantik namun bodinya yahut banget, dadanya membusung, tubuhnya putih mulus
terawat, tungkainya lancir berkombinasi dengan pantatnya yang bulat padat
menandakan bahwa power sex-nya pastilah meletup-letup dan aku yakin Bram hanya
sekali goyang sudah kelojotan.
Diam-diam aku lebih bergairah jika melihat Yeni dari pada
Sofi, apalagi melihat dahinya yang sedikit nonong tentu bongkahan
selangkangannya juga tebal dan luas. Perfectly, bathinku. Darah lelakiku
semakin berdesir kencang. Sofi sendiri orangnya montok berisi tapi tidak dapat
dikatakan gemuk, tepatnya adalah semok alias seksi dan montok, kulitnya kuning
dan rambutnya pendek sebahu.
Pukul 19.00 Sofi mempersilakan kami untuk memasuki arena dan
perlahan tirai penutup koridor sutera merah itu tertutup demikian pula untuk
tirai jendela lainnya dan tiba-tiba ruangan berubah menjadi hangat.
"Inilah bonus itu Mas Pras," bisik Niken di sela-sela langkah kami ke
ruang tengah. Benar-benar bonus yang hebat dan aku tidak pernah habis pikir
akan hal ini, lantai ruangan tengah yang tadi beralaskan karpet merah kini
berlapis kain satin lembut, entah apa maksud dari interior ini, aku masih
bertanya dalam hati.
Kami sudah di balik tirai itu dan berada di ruang tengah
namun Sofi menjelaskan aturan mainnya yaitu semua peserta harus melepas pakaian
yang ada di tubuh kami masing-masing dan bagi yang wanita silakan dandan
secantik-cantiknya di washroom yang tersedia, dan bagi laki-laki dipersilakan
mengambil suplemen penyegar tubuh agar tetap fit. Aku melihat tampak ada
beberapa jenis dan aneka warna vibrator yang tersedia bagian pinggir sisi meja
lain yang membuat pesta ini kelihatan lebih lengkap. Sofi bak seorang guide
professional memberi petunjuk kepada yang lain dan aku akhirnya bisa menebak
bahwa sebentar lagi akan ada nude party. Aku terperangah ketika melihat Niken
baru saja keluar dari washroom, diikuti Yeni, kemudian Sofi, wajah ketiganya
anggun berhias bibir sensual yang merah menantang dan masing-masing punya
kelebihan, si cantik yaitu Niken, si hyperseks yaitu Yeni, dan si semok Sofi.
Bau harum lebih menyeruak ke ruangan, dan aku melihat Bram jakunnya semakin
cepat naik-turun pertanda birahinya sudah di ubun-ubun.
Sofi dan Yeni menghampiri Bram, sementara Niken mendekat ke
arahku, aku melihat Bram bergelayut mesra di dada Yeni karena Bram orangnya
agak pendek sedangkan Yeni memakai sepatu hak tinggi. Aku dan Niken tersenyum
geli saat Bram menyusu Yeni sambil berjalan ke arah meja ke ruangan itu karena
kelihatan lucu. Musik mengalun lembut menambah hangat suasana pesta ini dan aku
semakin tenggelam dalam rengkuhan bibir Niken. Di setiap sudut ruangan ada
monitor 29 inchi menampilkan film seks sehingga menambah panas suasana pesta
ini. Udara pun tak lagi terasa dingin justru semakin terasa amat panas oleh
cepatnya aliran darah kami masing masing. Aku dan Niken mengambil segelas
sampanye lalu saling suap sambil berdansa mesra, saling dekap saling cumbu dan
saling pagut. Tubuh kami seimbang karena Niken menggunakan sepatu berhak tinggi
sehingga pinggul kami pun tepat bersentuhan. Kedua telor penisku terasa
mengusap lembut bibir luar vagina Niken membuat kami kadang merinding kegelian
bercampur nikmat.
Bram yang sedari tadi tampak sudah tak tahan ingin segera
menyetubuhi Yeni meminta Yeni mengambilkan buah anggur hijau di tengah meja.
Karena letak buah anggur itu di tengah meja maka praktis Yeni harus menungging
saat mengambilnya. Namun bukanlah Bram kalau tidak berbuat begitu, karena
begitu Yeni terlihat mengangkat tumitnya maka merekahlah vagina Yeni lalu
buru-buru Bram jongkok dan mencumbui vagina Yeni dari arah belakang.
"Aaaghhh..." Yeni tampak kaget namun menikmatinya dan acara
"mengambil anggur" itupun berubah menjadi acara "jilat kacang".
Yeni memang pandai memasang umpan atas Bram, dia menikmati jilatan demi jilatan
Bram dengan desahannya. Bram memang banyak makan garam, karena dengan permainan
lidah Bram, Yeni semakin mendesah hebat dan diikuti lenguhan-lenguhan nikmat.
Bram menjilat dari lubang anus yang sedikit memerah ke depan menuju bibir
sampai sudut bibir vagina bagian depan kemudian berhenti memainkan ujung
lidahnya di klitoris Yeni.
"Aaaoohh sshhh.. oohhss hhh.. oohh.. ssshhh.. aagg...
oohhghh," Yeni rupanya mendekati orgasmenya. Sofi kemudian mendekati Yeni
dan jongkok di antara Yeni dan meja, dan dengan sigap sudah terlihat memainkan
buah dada Yeni bagian kiri dan yang kanan ia hisap dalam-dalam. Tangan Bram
mulai menggapai meraba-raba punggung bagian atas kemudian ke bawah
berulang-ulang. Yeni terperangah nikmat apalagi Bram kini mulai menusukkan dua
jari tangannya ke vaginanya. Dengan cepat Yeni tak mampu menahan sensasi itu,
lalu Yeni pun melenguh panjang, wajahnya mendongak meregang orgasmenya.
"Aaoughh mmpphhh.. aaahkk.. aahhk.. aampphh.. sshitthhogghhh..
sshhh..." ceracau Yeni, matanya mendelik kemudian terpejam, pinggulnya ia
putar-putar mengikuti irama lidah Bram. Demikian pula pantatnya dihetakkan
lembut seirama tusukan jari Bram yang semakin cepat temponya dan tak teratur.
"Aaooghh.. aaashh sshhh... mmmpphh... aaahhggh," Yeni melenguh
menikmati detik-detik terakhir orgasmenya.
Yeni kemudian menyibakkan rambutnya dan membimbing Sofi
untuk duduk di meja, lantas dengan sigap Sofi segera membuka lebar-lebar sudut
kakinya. Yeni mulai memainkan ujung lidahnya belahan vagina Sofi.
"Oogghh.. Yenn... ssshhh... aahh mmpphh... hangat Yennhh..." gumam
Sofi. Sekembali Bram dari minum ia lalu menghampiri Sofi dan terlihat mencumbui
Sofi dengan lembut. "Oogghh.. Mas... Brammh... aakhkh... mmpphff..."
mulut Sofi tersumpal oleh bibir Bram.Sofi melenguh, kadang mendesah manja,
membuat aku dan Niken semakin terhanyut oleh birahi. "Nikhh.. aaku masukin
yach..." bisikku di telinga Niken lantas memainkan belakang
telinganya."Hem.. aaoghhh.. gelli.. Mass..." desah Niken. Aku sedikit
membungkuk lalu tanpa diperintah Niken membantu membimbing penisku memasuki
vaginanya. "Aahhghh.. hangat.. mpphh..." hawa hangat mulai menjalar
ke tubuh Niken dari selangkangannya mengalir ke seluruh bagian tubuh. Rasa
pejal dan hangat mulai merambah ke wajah Niken yang kini mulai kelihatan
memerah, di lain bagian aku rasakan bukit vaginanya semakin menyembul karena
tersumbal oleh penisku. Aku mulai mengocoknya perlahan seirama musik lembut,
sesekali Niken menjauhkan tubuhnya dari aku untuk lebih menancapkan gigitan
vaginanya yang semakin hangat kurasa.
Sofi sudah mulai mendekati detik orgasmenya dan bersamaan
itu pula, "Ngghh... aaampphh... aaakkhh.. ogghhh... Mas.. Prasshh...
aakk... ooh.. aaaghhh..." Niken menggelinjang hebat dalam rengkuhanku,
kedua kakinya menegang hebat menahan tubuhnya yang bergetar. Aku kemudian
menarik sedikit pinggulnya ke bawah sehingga kedua pahanya kini lebih terbuka
lebar dengan demikian aku punya kesempatan untuk menanamkan dalam-dalam secara
keseluruhan penisku yang panjang. "Aaghkk... ohhh mpmpp.. sshhh.. aaghhh..
aaghhh... sshhh.." Niken menggapai orgasmenya, sangat sensasional tubuhnya
memeluk hangat tubuhku. Aku merasakan cairan hangat menyiram penisku yang masih
tetap berdenyut, lalu kami kembali pada irama dansa, sementara penisku masih
menancap di rahim Niken. Aku melihat di dekat meja telah berganti posisi, dan
Sofi memegang vibrator nyala memainkannya di vagina Niken terduduk di meja
dengan satu kaki ia angkat dan satu kakinya bertumpu di lantai. Dari belakang
Sofi, Bram mengocokkan pensinya di vagina Sofi namun kelihatan ironis karena
vagina Sofi yang gemuk dan tebal itu beradu dengan penis kecil nyaris tidak
kelihatan. Aku sempat melirik Bram saat memasukkan penisnya ke vagina Sofi yang
nampak tergopoh-gopoh dan begiitu masuk seluruhnya Bram mendesah.
"Oohhgghh... hangat Soff..." desah Bram.
Sofi mulai menggoyang pinggulnya dengan teratur, memutar,
sesekali menghentak ke arah pangkal penis Bram. Bram kulihat kelojotan mendapat
serangan Sofi, begitu pula Yeni yang mulai mendesah kepedasan oleh sensasi
vibrator yang kini ia mainkan sendiri. Sofi tenggelam dalam alunan birahinya
lantas menggoyang cepat dan tak teratur membuat Bram semakin bergetar dan
"Aooghhh.. mmpphh... aakk.. keell..." teriak Bram menyambut semburan
spermanya. "Ttt... tungguu... aahkkkuu.. aaaooghhh.. aaooghg.. aammpphh
asshhh aahh.. shhh..." Bersamaan itu pula sofi tegang dan sedetik kemudian
tubuhnya bergetar. Bersama itu pula penisku semakin berdenyut-denyut karena gairahku
dan hal ini menambah gelitik di vagina Niken, lalu Niken pun tenggelam dalam
orgasme yang berikut. Bram dan Sofi kemudian berpelukan dan berpagutan mesra
berjalan menuju sofa di salah satu sudut ruangan. Lain halnya dengan Yeni yang
kelihatan putus sudah jenuh dengan permainan vibratornya, kemudian mendekati
aku dan Niken.
Yeni mendekapku mesra dari belakang vaginanya yang memang
masih menyembul karena birahinya ia gesekkan sendiri ke pantatku. Kenikmatan
yang aku rasakan kali ini betul-betul nikmat, aku berdansa dengan dua bidadari
dan keduanya mendekapku dengan mesra. Penisku pun kurasa semakin berdenyut tak
teratur menandakan aku segera memancarkan sperma. Namun karena Niken sedikit
capai setelah dua kali orgasme ia membimbingku menuju dekat meja. "Plopphh.."
suara penisku saat lepas dari gigitan vagina Niken. Niken melenguh lalu duduk
di sisi meja untuk mengambil sampanye lalu memberi isyarat agar aku meneruskan
permainanku. Aku rebahkan Yeni di shatin putih, kedua pahanya aku buka
lebar-lebar dan semakin merekahlah vagina Yeni. Tak aku sia-siakan kesempatan
ini untuk mengecup, mencumbu dan menjilat vagina Yeni yang masih bersih
(beruntung Bram menyetubuhi Sofi dulu). "Aahghhh.. aapap mmhhh..
appmmhh... aaakkhh.. sshh," Yeni mendesah, tangannya meremas dan memilin
putingnya. Niken tanggap akan hal ini lalu mendekati Yeni dan meletakkan kepala
Yeni di pahanya, kemudian Niken memainkan puting Yeni dengan mulutnya. Rabaan
dan remasan tangan Niken membuat Yeni semakin bergelinjang hebat dan
mempercepat orgasme Yeni yang sedari tadi tersendat. "Aaagghhh...
oooghhh.. oopppmmhhh... sshhh... shiitt hhh... aaahhkkk..." Yeni mengawali
orgasmenya dengan lengkingan panjang.
Berikutnya Yeni semakin bergelinjang dalam lenguhan-lenguhan
panjangnya, tubuhnya hangat tersumbal oleh penisku sementara di bagian lain
Niken menambah sensasi di putingnya. "Aaaghhkk.. kkuu.. mmppphhh...
maauuh... aaghhh..." Orgasme berikutnya menyusul, apalagi setelah penisku
kudorong lebih dalam lagi membuat Yeni histeris. Tubuh Yeni masih bergelinjang,
pinggulnya ia putar goyang dengan irama tak teratur semakin cepat dan semakin
cepat, lalu aku rasakan spermaku sudah berkumpul di ujung penis menyebabkan
penisku semakin mengeras. Semakin pejal dirasakan oleh Yeni dan Yeni kembali
menggapai orgasmenya yang serasa tiada akhir."Yennhh.. aakuu..."
desahku ketika hendak menggapai ejakulasiku. Yeni bangkit dan melepas gigitan
vaginanya, buru-buru ia meraih penisku dan sekejap sudah tertelan dalam mulut
seksi Yeni. Kocokan tangan berkombinasi dengan sedotan kadang permainan lidah
Yeni membuatku bergetar hebat dan aku kini yang berdiri pada kedua lututku
terasa ingin berdiri dan melepas semua sperma yang ada di kantong spermaku.
"Uughhh.. shhh... Yennh... oookhhh... hisapphhh...
ooghh..." ceracauku saat menjelang ejakulasiku.
"Agghhh.... aampphhh.. oogghhh... hh...
mmppphh..." aku masih menikmati sisa-sisa orgasme.
"Ooghhh.. udahh... aaahhh..." pintaku pada Yeni
ketika menjilat habis sisa-sisa sperma yang meleleh dari lubang kencingku.
Lega rasanya semua birahiku tersalurkan setelah sekian lama
menyumbat. Malam semakin larut lalu kami beristirahat setelah menghabiskan
minuman yang ada. Bram lalu menuju ke kamar dan meminta Niken melayaninya di
sana, lalu aku menyusulnya, sementara Sofi dan Yeni ke washroom untuk
bersih-bersih. Niken menggapai orgasmenya saat aku dan Bram menyetubuhinya,
karena penis Bram kecil maka aku sarankan ia melakukan lewat anus Niken
sementara penisku yang panjang aku hujamkan dalam-dalam ke rahim Niken. Niken
bergelinjang hebat oleh karena permainanku dan Bram. Bram kemudian tertidur
karena kecapaian ditemani oleh Sofi. Aku sendiri mengajak Yeni dan Niken ke
kamar lainnya dan menghabiskan malam panjang sampai spermaku terasa betul-betul
terasa kering sudah dan akhirnya aku tertidur dalam pelukan dua bidadari.
Kami terbangun hampir bersamaan ketika matahari sudah tinggi
lalu menuju kolam renang dan berendam di sana sambil sarapan pagi. Sore hari kami
baru kembali ke Semarang dengan membawa bonus yang tak terlupakan. Bagi yang
mau berbagi pengalaman atau kritik silakan hubungi aku, sebelumnya aku ucapkan
terima kasih.
Tahun 1997 ada sebuah kenangan indah di daerah wisata Kopeng
masuk wilayah Kabupaten Salatiga di Jawa Tengah dan waktu itu aku masih bekerja
di salah satu perusahaan jasa pelayaran di Semarang. Pak Bram, sebut saja
begitu adalah pimpinan tempatku bekerja, dan beliau saat itu berusia kurang
lebih 48 tahunan namun potensi seksualnya masih hebat. Aku sendiri menempati
posisi deputy dari Pak Bram dan semua sepak terjangnya sudah ada pada tanganku
semua dan aku tetap menjaga kepercayaannya padaku. Itulah kenapa sekretarisnya
selalu berganti-ganti dan selalu muda dan cantik-cantik padahal menurutku
perusahaan yang tidak begitu besar itupun belum membutuhkan seorang sekretaris.
Hanya saja saat jam istirahat dan menjelang kepulangan Pak Bram, si sekretaris
tadi disibukkan dengan acara office party.
Kalau sudah jam-jam sibuknya Pak Bram itu, kami seluruh
kantor tidak berani mengganggu acaranya yang membutuhkan waktu, biasanya rata
rata 45 menit sampai 1 jam. Dan entah apa yang mereka lakukan berdua dengan
sekretarisnya selama itu, namun yang jelas setiap kali office party itu
berakhir, Pak Bram kelihatan lebih fresh dan sebaliknya sekretarisnya nampak
sedikit kusut dan menampakkan ekspresi kurang puas. Seluruh telepon yang minta
sambung ke Pak Bram pasti tidak akan disambungkan dengan alasan keluar kantor
atau lunch.
Suatu hari datanglah seorang agen asuransi seorang wanita
untuk menawarkan jasa ke kantor kami, dan saat itulah Pak Bram melihat wanita
itu dan diminta masuk ke ruangannya.
"Saya Sofi," wanita itu memperkenalkan dirinya.
"Bram," seraya mengulurkan tangannnya.
"Saya Prasetyo," sahutku memperkenalkan diriku.
Singkatnya Pak Bram nampaknya tertarik dengan jasa asuransi
itu dan mengikut sertakan seluruh karyawan perusahaan tempat kami bekerja. Dan
saat itu juga Pak Bram menandatangani perjanjian dengan perusahaan asuransi
dari Mbak Sofi.
"Every thing is OK, jika ada apa-apa hubungi saja Pak
Pras, yach," kata Pak Bram mengakhiri perjanjian kami.
Aku akui memang wanita itu pandai dan menarik sekali cara
perkenalannya atau kami sudah terlena oleh kemolekan tubuh wanita ini. Seminggu
kemudian Mbak Sofi mengantar polis-polis ke perusahaan kami dan kebetulan Pak
Bram sedang dinas ke Jakarta dan kali ini aku yang harus menemui.
"Maaf Pak Bram lagi ke Jakarta, silakan duduk! mau
minum apa?" kataku menyambut mereka di ruanganku.
"Apa saja dech yang segar," sahut Sofi.
"Oh iya, Pak Pras, kenalkan ini asisten saya, namanya
Yeni," kata Sofi memperkenalkan rekan kerjanya.
Acara serah terima polis berlangsung begitu cepat dan
sejenak kami hening dan terdiam tiba-tiba, suasana terlihat kaku.
"Wow, selera Mas Pras boleh juga," kata Sofi
tiba-tiba.
"Em, emangnya kenapa Mbak?" tanyaku semakin akrab
saja.
"Tuh..." kata Sofi sambil menunjuk ke arah
kalender meja yang bergambar cewek bule polos dengan pose mengundah nafsu yang
melihatnya.
"Yach maklumlah aku khan laki-laki Mbak, nanti kalo
gambarnya cowok wah.., lha bisa berabe," sahutku sekenanya.
"Begini Pak Pras, selain menyampaikan polis kami ke
sini juga ingin memberikan bonus untuk perusahaan ini karena omzetnya besar
sekali," kata Sofi di sela-sela gurauan kami.
"Baik nanti saya sampaikan ke Pak Bram, terus..."
pembicaraanku di sela oleh Sofi.
"Begini Pak Pras nanti kita bicarakan di dinner party,
kita akan kasih tau tempatnya," kata Sofi sambil menatap tajam ke arahku.
Besok adalah hari Sabtu, biasanya kantor kami masuk setengah
hari, dan siang nanti aku harus jemput Boss yang datang bersama sekretarisnya.
Dalam perjalanan HP-ku berdering dan nampaknya dari Sofi.
"Prasetyo di sini," jawabku.
"Mas Pras, entar malem bisa khan? tempatnya rahasia,
nanti sore kita jemput di kantor," kata Sofi.
"Apaan sich pakai rahasia segala," tanyaku yang
membuat Pak Bram penasaran.
"Sebentar Fi, aku lagi bersama Pak Bram dan Mbak
Niken," jawabku.
"Pak Bram, ini dari Sofi mengajak makan malem entar
malem, dan mereka akan membicarakan soal bonus, akan tapi dia merahasiakan
tempatnya," aku menyampaikan pesan Sofi semua ke Pak Bram.
"Mas, aku ikutan yach," rengek Niken manja.
"Hem emhh..." sahut Boss tuaku.
"OK, Mbak Sofi nanti sekalian Mbak Niken juga
ikutan," aku menyambung pembicaraan ke Sofi.
Sofi terdiam sejenak lalu, "Its OK, Yeni juga kau ajak
kok, pokoknya siiplah, bye," Sofi menutup pembicaraan kami.
Kami berbalik arah atas perintah Pak Bram untuk menuju
kantor karena sebentar lagi sore dari pada ke rumah Pak Bram nanti urusan sama
istrinya bisa berabe. Kantor sudah lengang karena sudah pada pulang sejak pukul
13.00 tadi dan tinggal kami bertiga serta satpam penjaga kantor.Begitu sampai
di kantor Bram dan Niken rupanya tidak dapat menahan gejolak birahinya dan
dengan terburu-buru masuk ke ruangan Bram namun pintu masih terbuka sedikit.
Akhirnya aku tahu apa yang dilakukan Bram dengan sekretaris-sekretarisnya
dahulu, juga dengan Niken dengan mata kepalaku sendiri.
Desahan nikmat Bram semakin keras dari ruanganku yang
kebetulan bersebelahan, demikian pula desah Niken. "Niken, aahhmmm..
mmmpphh... hisepph... aaaghhh..." desah Bram membuat birahiku perlahan
bangkit dan menjalar ke selangkanganku untuk mengacungkan diri.
"Braaamm... gelliii," desah Niken kemudian. Namun yang aku dengar
hanya desah dan dengusan nafas Bram yang tenggelam dalam birahinya, dan kemana
desah manja Niken? tanyaku dalam hati. Beberapa saat kemudian, "Nikenhhh...
ahhgghhh.. kku.. kell..." kata Bram terbata-bata menahan laju spermanya.
"Aaaghhh..." teriak Bram keras menyemburkan spermanya diiringi suara
gaduh dari ruangannya, sepertinya benturan kursi dengan meja.
"Emmmpphhh..." Niken mendesah lirih. Sebentar kemudian terdengar
orang mengguyurkan shower, pasti si Niken lagi bersih-bersih, tebakku. Lalu
ruangan itu kembali hening, hanya obrolan-obrolan pelan dari ruangan itu,
kadang aku dengar suara tertawa kecil dari Niken.
"Pras, sini lho jangan bengong di situ," suara
Bram keras memanggilku saat aku mulai menjelajah internet di PC-ku.
"Sebentar Boss," sahutku dan dengan sengaja aku
buat lama agar mereka sempat merapikan pakaian masing-masing.
Lebih kurang tiga menit berlalu aku baru berani mengetuk
pintu Boss yang terbuka sedikit namun aku masih ragu-ragu.
"Masuk Pras, kemarilah kita berpesta," kata Bram
datar.
Alangkah terkejutnya aku ketika masuk ke ruangan itu melihat
Niken tergolek bugil di meja Bram, sementara Bram masih menghisap puting Niken,
dan jari tengahnya bekerja di vagina Niken yang terlihat basah oleh sperma
Bram. Sperma Bram nampaknya cukup banyak sampai meleleh di meja di sela-sela
bongkahan pantat Niken yang padat kenyal.
"Mmm.. maaf Pak," kataku tergagap, namun aku
melihat Niken tidak bereaksi dan masih merem melek oleh permainan jari Bram di
vaginannya. "Pras, ayo bantu aku puasin Niken, aku udah lumayan capek
Pras," kata Bram datar dan tidak aku perkirakan sebelumnya. Melihat
pemandangan sedap itu penisku tegang seketika dan berereksi maksimal dan
membayangkan bagaimana kalau vagina sempit itu aku jejali dengan penisku
sepanjang 16,5 cm dengan diameter 4 cm. "Jangan bengong, tunggu apa
lagi!" teriak Bram. Aku menghampiri mereka berdua dan sedikit takut juga
pada Bram meski sebelumnya aku pernah threesome waktu kuliah dulu dengan
teman-temanku. Akan tetapi yang aku hadapi ini situasinya lain, karena dia
adalah Boss-ku dan sekretarisnya.
Niken menatapku penuh harap dan dari mimiknya aku tahu dia
sangat mengharapkan permainan seksnya, tidak ada pada satu pihak dan
kesimpulanku Niken belum menggapai orgasmenya. Aku menghampiri Niken dari sisi
meja lainnya kemudian aku kecup mesra sekali bibirnya sambil kubelai lembut
rambutnya. Kami bercumbu lama sekali dan di sela-selanya kadang Niken mendesah
oleh permainan jari Bram, rasanya tidak menarik lagi baginya. "Emmhhh..
Prasshh..." desah Niken yang tampak semakin gelisah menggapai orgasmenya
yang gagal bersama Bram. Aku maklum, memang seusia Bram itu nafsu kuda tenaga
ayam karena usia. Tangan Niken mulai menggapai zipper lantas dengan cepat Niken
mengeluarkan isi celanaku yaitu batang pejal yang hangat. "Prasshh...
aaakhh..." Niken menggapai-gapai kepalaku untuk segera menghisap
putingnya, sementara tangan kirinya mengocok dengan lembut penis kesayanganku.
"Pras.. ayooo!" rengek Niken, namun aku melirik ke
arah Boss-ku yang tampak seperti anak kecil di tetek ibunya. Tampak olehku
penis Bram lucu bentuknya, kecil sekali, pantas saja Niken masih terangsang.
Bram memberiku isyarat agar aku segera melakukan permintaan Niken, lalu aku
pelorotkan sedikit celanaku. Aku kemudian berjalan ke sisi lain meja dan
mengatur posisi untuk segera melakukan penetrasi ke vagina Niken.
"Aoohh mmpphh... aaaghh..." Niken menggumam ketika
setengah penisku dengan mudah membongkar rongga rahimnya yang licin oleh sisa
sperma Bram. "Ahhggh ssshhh.. aaaghkkk..." Niken tampak meringis
ketika aku membenamkan seluruh batang penisku ke vaginanya dan terasa olehku
ujung penisku mendesak rahim atasnya. Aku diamkan sesaat lamanya penisku tenggelam
dalam rahimnya dan menikmati kehangatan yang terpancar dari genital kami
masing-masing. Kemudian aku kocok penisku perlahan dan lembut agar kehangatan
dan kasarnya lebih terasa bergesek dengan bibir vaginannya. Niken tampaknya
suka dengan apa yang kulakukan, terlebih saat Bram mulai memainkan bukit indah
di dadanya dimana putingnya masih nature dan kenyal. "Aaahgghh...
ssshhh... sshhh... aagghhh..." Niken mulai menggelinjang lembut menyambut
apa yang ia harapkan. "Prasssh... aagghh.. kuu... agghh...
aaakkhh..." sampai juga Niken pada momen yang diharapkannya. Akan tetapi
Niken masih menguasai orgasmenya, sehingga ia tidak larut dalam kenikmatan
pertamanya.
Aku memberinya waktu untuk beristirahat, dan ketika aku
hendak mengambilkan air mineral, buru-buru Bram mencegahnya dan ia memberiku
isyarat agar tetap di dekat Niken, kali ini Bram yang melayani kami. Setelah
itu ia ke bathtub dan berendam air hangat di sana. Aku mengambil tissue di meja
Bram dan aku sapukan lembut di bibir vagina Niken yang basah oleh cairannya
sendiri dan sisa-sisa terakhir sperma Bram. Aku jongkok di sisi meja, lalu aku
buka lebar-lebar kedua kaki Niken, nampaklah kini bongkahan daging kemerahan
yang rambutnya tercukur habis lagi bersih. Kutempelkan bibirku di bibir
vaginanya untuk melakukan oral seks, dan ketika aku buka bibir vaginanya dengan
telunjuk dan jari tengahku terciumlah bau harum yang khas dari Niken. Aku
menjilat dari pangkal anus Niken sampai sisi vagina bagian depan begitu
berulang-ulang dan aku sela dengan gelitik ujung lidahku di mulut vaginanya.
"Ooogghhk.. aaagghhmm.. punnhh.. aaahh... Prassstth...
aaaghh..." Niken melonjak-lonjak, pinggulnya goyang kiri-kanan di atas
meja berlapis kaca. Bokong Niken leluasa bergerak karena sperma Bram dan mani
Niken sendiri bercampur meleleh di permukaan kaca meja tersebut. Setelah agak
lama oral seks terhadap Niken aku lalu berdiri dan melepas semua pakaianku yang
sedari tadi belum sempat terlepas. Niken membuka lebar-lebar kedua pahanya dan
memegangi kedua tungkainya, matanya terpejam menyambut sensasi yang segera ia
rasakan. Kedua bibirnya yang seksi itu ia buka memancing birahiku untuk segera
menyetubuhinya. Aku remas sendiri penisku dan semakin mengeras dan panjang saja
di hadapan Niken, kemudian perlahan aku tempelkan di mulut vagina Niken. Tepat
saat Niken menyibakkan rambutnya aku hujamkan pelan memasuki rongga rahimnya.
Aku sedikit menarik dadaku agar tubuhku tegap berdiri dengan
begitu kepala penisku akan dengan mudah menyentuh G-spot-nya.
"Aaakkhhh.. yacchhh.. yaahh... mmpphhh... aaanggghhh
yaahhh," Niken semakin tenggelam dalam irama birahinya. Ia meremas sendiri
kedua payudaranya dan kadang putingnya ia tarik sambil dipilin-dilepas lagi dan
diulangi lagi berulang sehingga ia sendiri semakin tenggelam dalam ritme yang
mengasyikkan ini. "Aaaghkku.. agh ahhk... aaahh... aahh.. aamphh..."
Niken melepas kedua tangannya dari dadanya dan berpegangan erat pada kedua sisi
meja. Kepalanya oleng seperti orang kesurupan lalu dadanya ia busungkan,
pinggulnya bergelinjang penuh dengan gairah birahi yang mendalam. Kami semakin
jauh tenggelam dalam irama permainan ini dan tak menghiraukan lagi Bram yang
dengan santainya menyaksikan permainan panas kami. Namun ketika Niken mulai tak
dapat menguasai dirinya tampaknya Bram horny juga karena aku melihat tangan
kanannya terlihat mengocok penisnya sendiri dan yang kiri memegang segelas
Sampanye.
"Nikeenn.. aak... aahhh..." aku tak sanggup
menahan laju spermaku dan bersamaan itu pula. "Prassshhh.. aaakh...
aaaghhh..." Niken menjerit dan memegang erat kedua sisi meja, pinggulnya
ia hentakkan kencang-kencang dan dikombinasikan dengan goyangannya. Apa yang
Niken lakukan membuatku semakin tak tahan, dan sedetik kemudian aku memancarkan
maniku banyak sekali. "Aaagghh..." desahku keras. Rupanya denyutan
penisku saat maniku memancar menyebabkan Niken kegelian dan buru-buru ia bangun
lalu mendekapku erat-erat. Kami berdekapan mesra sampai tetes maniku terakhir
aku rasakan. Sekejap aku melihat wajah Bram terlihat tegang dan kedua giginya
terkatup rapat, sementara tangan kanannya terlihat semakin cepat mengocok
penisnya dan tiga detik kemudian ia terlihat puas melempar senyum ke kami.
"Hem.. udah puas Nik?" suara Bram itu mengagetkan
kami.
Niken menoleh ke arah Bram di bathtub lalu menganggukkan
kepalanya, lalu kami french kiss lama bak sepasang kekasih.
"Terima kasih Pras, entar malem pasti lebih hot,"
bisik Niken.
"Ha.." aku terkejut.
"Udah ach entar tau sendiri," bisik Niken.
"Hayoo... rencana busuk apa itu kok bisik-bisik?"
tanya Bram berkelakar.
Niken tersenyum kecut lalu menyusul Bram ke bathtub. Setelah
merapikan pakaianku, aku kembali ke ruanganku lalu mandi dan aku teridur di
kursi kerjaku. Singkat dan tak kuduga sebelumnya percintaanku dengan Niken
namun masih terasa gigitannya itulah kesimpulanku saat bercinta dengan Niken di
ruang Bram.
Tak terasa sudah jam lima sore saat aku terjaga namun
kulihat ruangan Bram tertutup rapat, khawatir janji dengan Sofi molor maka
pintu aku ketuk pelan dan kudengar suara Niken mempersilakan aku masuk.
"Masuk Pras!" suara Niken mempersilakan aku masuk.
"Mana Pak Bram?" tanyaku saat melihat Niken.
"Sedang keluar," kata Niken setengah mendesah.
"Kenapa..?" aku membalasnya dengan setengah
berbisik di belakang telinga Niken.
"Masih terasa mengganjal di sini Mas.." Niken
menunjuk ke selangkangannya yang ia buka melebar.
"Punya Mas besar dan panjang sich dan pokoknya
mmmpphhh..." imbuh Niken seraya mengusap-usap vaginanya sendiri dan
membuat gerakan bak disetubuhi.
Kemudian kami bersiap menyambut Sofi dan Bram yang akan menjemput
kami petang ini. Kami duduk di lantai atas kantor kami sambil minum ginseng
yang dibelikan oleh security kami. Tampak di luar masih terlihat kesibukan
pelabuhan yang tak pernah akan berhenti, kami pun terlibat obrolan santai.
Akhirnya aku tahu bahwa Niken menolak kalau dituduh simpanan Bram dan yang ia
lakukan hanyalah demi uang dan karir. Ia mau berbuat begitu karena dikhianati
oleh pacar yang amat disayanginya yang tega menghamili gadis lain. Dari Niken
juga aku tahu bahwa Bram itu orangnya "Edi Tansil" alias Ejakulasi
Dini Tanpa Hasil. "Baru diisep dua kali aja sudah ngecritt.. alias maninya
muncrat," kata Niken pada suatu kesempatan. Kasihan benar kamu Niken,
bisikku dalam hati. Lalu aku menarik nafas dalam-dalam.
"Oh iya Niken, apa maksud kamu tadi itu?"
selidikku.
"Yang mana?" tanya Niken lupa.
"Itu lho, katanya nanti malem akan lebih hot!"
sahutku.
Niken termenung sesaat.
"Sebetulnya ini rahasia dari Bram, cuma karena tadi aku
sangat puas dengan permainan Mas Pras akhirnya aku kelepasan ngomong,"
jelas Niken.
"Begini Mas Pras, sebetulnya Bram sudah tahu kalau Sofi
akan memberikan bonus dalam rangka aplikasi asuransi kemarin," imbuh
Niken.
"Terus..." tanyaku penasaran.
Niken sepertinya keberatan, lantas terdiam lalu berdiri dan
meghisap dalam-dalam filter kesukaannya. Matanya menerawang jauh ke laut lepas
seolah ingin menumpahkan semua beban hidupnya di sana.
"Nik..! kamu baik-baik saja kan?" aku bertanya
pada Niken dan menghampirinya lalu kudekap Niken di samping kiriku.
"Tapi wajah kamu kok keruh begitu..?" aku mencoba
agar dia mau curhat padaku.
"Mas Pras! tapi ini sangat rahasia, jadi tolong simpan
untuk Mas Pras saja," pinta Niken.
Aku tidak berkata sepatah katapun karena aku rasa Niken
sudah percaya kepadaku.
"Begini Mas...!" Niken mulai curhatnya kepadaku
panjang lebar yang intinya sikap Bram yang mulai terlihat mencampakkan Niken
seperti baru saja terjadi antara aku, Niken dan Bram dimana Bram mengijinkan
Niken aku setubuhi.
"Habis manis sepah dibuang," kata Niken penuh
kekesalan.
"Niken! dunia ini tidak hanya milik Bram atau milik
kamu ataupun milik aku saja, tetapi dunia ini luas," hiburku.
Secara jujur aku akui bahwa akhir-akhir ini aku juga merasa
kesal dengan Bram yang semakin otoriter saja dan ini bertentangan dengan
pribadiku.
"Sebenarnya aku sudah punya perusahaan sendiri yang aku
percayakan pada salah seorang sahabatku. Sekarang masih tahap trial running dan
membutuhkan accounting officer, kebetulan Niken kan background-nya accounting
punya dan kala Niken bersedia Niken boleh berkarir di sana," kucoba
memberi Niken alternatif yang baik.
"Tapi..." Niken tampaknya ragu namun segera aku
yakinkan.
"Nik! apakah aku seperi Bram dan... emhh, entah apa
yang terjadi tadi tiba-tiba aku tak sanggup menolaknya?" kutatap matanya
dalam-dalam untuk meyakinkannya, lalu aku yakinkan lagi dengan sebuah kecupan
mesra di dahinya.
"Aku tahu dan maklum kepada Mas Pras sebagai lelaki
muda dan..." Niken berhenti bicara sejenak seperti berpikir sesuatu.
"Dan jantan..." tukas Niken dengan senyum manisnya
yang merebak membuat wajahnya kembali bersinar.
Niken menghisap dalam-dalam kretek filternya mild-nya, lalu
mencampakkan puntungnya ke vas bunga dekat jendela.
"Mas, acara nanti malam adalah rencana Bram agar dapat
berkencan dengan si Sofi dan Yeni bersama kita," jelas Niken.
"Bersama kita..." aku terheran.
"Yach fivesome lah... dan sudah jadi rahasia umun kan
ada beberapa jasa semacam itu yang memberikan bonus service yang hot,"
kata Niken datar.
"Tapi Mas Pras nggak usah kuwatir, aku akan
melampiaskan semua kekesalanku atas Bram pada Mas Pras, so siap-siap saja
yach," ancam Niken dengan senyumnya yang seksi yang semakin membuat hatiku
berbunga.
"Dan Mas Pras akan jadi raja malam ini," ejek
Niken.
"Gila kali..." kataku pelan dan tiba-tiba saja
HP-ku berdering.
"Yes Boss..." jawabku pada Bram.
"Aku sampai di Gajah Mada nich, jadi siap-siap saja,
sekali celup masih bisa kok Pras," kelakar Bram.
Aku tidak merespon kalimat terakhir Bram tadi hingga Bram
menutup pembicaraan kami.
"Oh iya, kalian langsung saja ke Kopeng (Bram menyebut
nama salah satu wisma), kita ketemu di sana," ajak Bram.
"Ok, Niken ayo kita bersiap."
Aku menggandeng Niken menuruni tangga kantor kami menuju
Kijang kesukaanku. Dalam perjalanan ke Salatiga aku mempersilakan Niken untuk
istirahat agar badannya kembali bugar. 1 jam perjalanan aku dan Niken tiba di
wisma yang dimaksud oleh Bram, Niken masih tampak terlelap, aku mencoba
membangunkannya dengan cara mengecup lembut bibirnya. "Mpphhh.. udah
nyampai yach..." Niken mulai tersadar dari tidurnya.
Wisma itu besar sekali dan terletak agak jauh dari jalan
raya Salatiga-Magelang, mempunyai 4 kamar sekelas president suite. Melihat
bangunannya ini termasuk bangunan baru namun ber-arsitek mirip bangunan lama.
Bram sudah sampai duluan bersama Sofi dan Yeni yang nampak mesra di kiri dan
kanan Bram di koridor depan. Melihat kedatangan kami Sofi lalu berdiri dan
menyambut kedatangan aku dan Niken.
"Have a hot party," katanya sambil mengerlingkan
nakal matanya.
"Ayo kita santap malam!" ajak Sofi ke ruag tengah.
Ruangan tengah berhias lampu kristal mahal dan interiornya
tertata rapi berhampar permadani merah menambah hangatnya suasana meski udara
di sana terasa menggigit sampai ke tulang. Kami lantas makan bersama dan
dilanjutkan berenang di warm water pool dan setelah itu acara jalan-jalan
sekitar wisma itu menghirup udara segar pegunungan bercampur aroma sayuran khas
pegunungan. "Nich room service-nya, bila perlu apa-apa tekan saja extention
9 untuk room service atau membutuhkan sesuatu," kata Sofi ketika kami
melewati sebuah bangunan saat kembali ke wisma.
Kami duduk-duduk di ruang depan, sementara Sofi sibuk dengan
mempersiapkan ruangan tengah. Niken sedari tadi bergelayut manja padaku tampak
acuh dengan Bram di depan kami yang merangkul mesra Yeni. Tampak sesekali Bram
mencium bibir Yeni bahkan terang-terangan meremas selangkangan Yeni di depan
Niken, Yeni sendiri rupanya juga sudah "on" berat tak memperdulikan
sekitarnya. "Ternyata brengsek juga si Bram ini, tidak peduli perasaan
Niken," makiku dalam hati. Semakin lama sikap Bram semakin cuek saja,
akhirnya aku menarik Niken untuk ke teras samping yang menghadap ke kebun
sayuran. Kami berbicang ringan di sana tentang sejuknya dan betapa indahnya
alam ini kira-kira setengah jam kami habiskan waktu untuk ngobrol. Aku dan
Niken lalu masuk kembali ke ruangan semula dan aku amati wajah Yeni semakin
kelihatan horny sekali, demikian juga Bram, namun mereka (Bram dan Yeni) tak
dapat memulai sendiri pestanya harus bersama-sama. Wajah Yeni tidak begitu
cantik namun bodinya yahut banget, dadanya membusung, tubuhnya putih mulus
terawat, tungkainya lancir berkombinasi dengan pantatnya yang bulat padat
menandakan bahwa power sex-nya pastilah meletup-letup dan aku yakin Bram hanya
sekali goyang sudah kelojotan.
Diam-diam aku lebih bergairah jika melihat Yeni dari pada
Sofi, apalagi melihat dahinya yang sedikit nonong tentu bongkahan
selangkangannya juga tebal dan luas. Perfectly, bathinku. Darah lelakiku
semakin berdesir kencang. Sofi sendiri orangnya montok berisi tapi tidak dapat
dikatakan gemuk, tepatnya adalah semok alias seksi dan montok, kulitnya kuning
dan rambutnya pendek sebahu.
Pukul 19.00 Sofi mempersilakan kami untuk memasuki arena dan
perlahan tirai penutup koridor sutera merah itu tertutup demikian pula untuk
tirai jendela lainnya dan tiba-tiba ruangan berubah menjadi hangat.
"Inilah bonus itu Mas Pras," bisik Niken di sela-sela langkah kami ke
ruang tengah. Benar-benar bonus yang hebat dan aku tidak pernah habis pikir
akan hal ini, lantai ruangan tengah yang tadi beralaskan karpet merah kini
berlapis kain satin lembut, entah apa maksud dari interior ini, aku masih
bertanya dalam hati.
Kami sudah di balik tirai itu dan berada di ruang tengah
namun Sofi menjelaskan aturan mainnya yaitu semua peserta harus melepas pakaian
yang ada di tubuh kami masing-masing dan bagi yang wanita silakan dandan
secantik-cantiknya di washroom yang tersedia, dan bagi laki-laki dipersilakan
mengambil suplemen penyegar tubuh agar tetap fit. Aku melihat tampak ada
beberapa jenis dan aneka warna vibrator yang tersedia bagian pinggir sisi meja
lain yang membuat pesta ini kelihatan lebih lengkap. Sofi bak seorang guide
professional memberi petunjuk kepada yang lain dan aku akhirnya bisa menebak
bahwa sebentar lagi akan ada nude party. Aku terperangah ketika melihat Niken
baru saja keluar dari washroom, diikuti Yeni, kemudian Sofi, wajah ketiganya
anggun berhias bibir sensual yang merah menantang dan masing-masing punya
kelebihan, si cantik yaitu Niken, si hyperseks yaitu Yeni, dan si semok Sofi.
Bau harum lebih menyeruak ke ruangan, dan aku melihat Bram jakunnya semakin
cepat naik-turun pertanda birahinya sudah di ubun-ubun.
Sofi dan Yeni menghampiri Bram, sementara Niken mendekat ke
arahku, aku melihat Bram bergelayut mesra di dada Yeni karena Bram orangnya
agak pendek sedangkan Yeni memakai sepatu hak tinggi. Aku dan Niken tersenyum
geli saat Bram menyusu Yeni sambil berjalan ke arah meja ke ruangan itu karena
kelihatan lucu. Musik mengalun lembut menambah hangat suasana pesta ini dan aku
semakin tenggelam dalam rengkuhan bibir Niken. Di setiap sudut ruangan ada
monitor 29 inchi menampilkan film seks sehingga menambah panas suasana pesta
ini. Udara pun tak lagi terasa dingin justru semakin terasa amat panas oleh
cepatnya aliran darah kami masing masing. Aku dan Niken mengambil segelas
sampanye lalu saling suap sambil berdansa mesra, saling dekap saling cumbu dan
saling pagut. Tubuh kami seimbang karena Niken menggunakan sepatu berhak tinggi
sehingga pinggul kami pun tepat bersentuhan. Kedua telor penisku terasa
mengusap lembut bibir luar vagina Niken membuat kami kadang merinding kegelian
bercampur nikmat.
Bram yang sedari tadi tampak sudah tak tahan ingin segera
menyetubuhi Yeni meminta Yeni mengambilkan buah anggur hijau di tengah meja.
Karena letak buah anggur itu di tengah meja maka praktis Yeni harus menungging
saat mengambilnya. Namun bukanlah Bram kalau tidak berbuat begitu, karena
begitu Yeni terlihat mengangkat tumitnya maka merekahlah vagina Yeni lalu
buru-buru Bram jongkok dan mencumbui vagina Yeni dari arah belakang.
"Aaaghhh..." Yeni tampak kaget namun menikmatinya dan acara
"mengambil anggur" itupun berubah menjadi acara "jilat kacang".
Yeni memang pandai memasang umpan atas Bram, dia menikmati jilatan demi jilatan
Bram dengan desahannya. Bram memang banyak makan garam, karena dengan permainan
lidah Bram, Yeni semakin mendesah hebat dan diikuti lenguhan-lenguhan nikmat.
Bram menjilat dari lubang anus yang sedikit memerah ke depan menuju bibir
sampai sudut bibir vagina bagian depan kemudian berhenti memainkan ujung
lidahnya di klitoris Yeni.
"Aaaoohh sshhh.. oohhss hhh.. oohh.. ssshhh.. aagg...
oohhghh," Yeni rupanya mendekati orgasmenya. Sofi kemudian mendekati Yeni
dan jongkok di antara Yeni dan meja, dan dengan sigap sudah terlihat memainkan
buah dada Yeni bagian kiri dan yang kanan ia hisap dalam-dalam. Tangan Bram
mulai menggapai meraba-raba punggung bagian atas kemudian ke bawah
berulang-ulang. Yeni terperangah nikmat apalagi Bram kini mulai menusukkan dua
jari tangannya ke vaginanya. Dengan cepat Yeni tak mampu menahan sensasi itu,
lalu Yeni pun melenguh panjang, wajahnya mendongak meregang orgasmenya.
"Aaoughh mmpphhh.. aaahkk.. aahhk.. aampphh.. sshitthhogghhh..
sshhh..." ceracau Yeni, matanya mendelik kemudian terpejam, pinggulnya ia
putar-putar mengikuti irama lidah Bram. Demikian pula pantatnya dihetakkan
lembut seirama tusukan jari Bram yang semakin cepat temponya dan tak teratur.
"Aaooghh.. aaashh sshhh... mmmpphh... aaahhggh," Yeni melenguh
menikmati detik-detik terakhir orgasmenya.
Yeni kemudian menyibakkan rambutnya dan membimbing Sofi
untuk duduk di meja, lantas dengan sigap Sofi segera membuka lebar-lebar sudut
kakinya. Yeni mulai memainkan ujung lidahnya belahan vagina Sofi.
"Oogghh.. Yenn... ssshhh... aahh mmpphh... hangat Yennhh..." gumam
Sofi. Sekembali Bram dari minum ia lalu menghampiri Sofi dan terlihat mencumbui
Sofi dengan lembut. "Oogghh.. Mas... Brammh... aakhkh... mmpphff..."
mulut Sofi tersumpal oleh bibir Bram.Sofi melenguh, kadang mendesah manja,
membuat aku dan Niken semakin terhanyut oleh birahi. "Nikhh.. aaku masukin
yach..." bisikku di telinga Niken lantas memainkan belakang
telinganya."Hem.. aaoghhh.. gelli.. Mass..." desah Niken. Aku sedikit
membungkuk lalu tanpa diperintah Niken membantu membimbing penisku memasuki
vaginanya. "Aahhghh.. hangat.. mpphh..." hawa hangat mulai menjalar
ke tubuh Niken dari selangkangannya mengalir ke seluruh bagian tubuh. Rasa
pejal dan hangat mulai merambah ke wajah Niken yang kini mulai kelihatan
memerah, di lain bagian aku rasakan bukit vaginanya semakin menyembul karena
tersumbal oleh penisku. Aku mulai mengocoknya perlahan seirama musik lembut,
sesekali Niken menjauhkan tubuhnya dari aku untuk lebih menancapkan gigitan
vaginanya yang semakin hangat kurasa.
Sofi sudah mulai mendekati detik orgasmenya dan bersamaan
itu pula, "Ngghh... aaampphh... aaakkhh.. ogghhh... Mas.. Prasshh...
aakk... ooh.. aaaghhh..." Niken menggelinjang hebat dalam rengkuhanku,
kedua kakinya menegang hebat menahan tubuhnya yang bergetar. Aku kemudian
menarik sedikit pinggulnya ke bawah sehingga kedua pahanya kini lebih terbuka
lebar dengan demikian aku punya kesempatan untuk menanamkan dalam-dalam secara
keseluruhan penisku yang panjang. "Aaghkk... ohhh mpmpp.. sshhh.. aaghhh..
aaghhh... sshhh.." Niken menggapai orgasmenya, sangat sensasional tubuhnya
memeluk hangat tubuhku. Aku merasakan cairan hangat menyiram penisku yang masih
tetap berdenyut, lalu kami kembali pada irama dansa, sementara penisku masih
menancap di rahim Niken. Aku melihat di dekat meja telah berganti posisi, dan
Sofi memegang vibrator nyala memainkannya di vagina Niken terduduk di meja
dengan satu kaki ia angkat dan satu kakinya bertumpu di lantai. Dari belakang
Sofi, Bram mengocokkan pensinya di vagina Sofi namun kelihatan ironis karena
vagina Sofi yang gemuk dan tebal itu beradu dengan penis kecil nyaris tidak
kelihatan. Aku sempat melirik Bram saat memasukkan penisnya ke vagina Sofi yang
nampak tergopoh-gopoh dan begiitu masuk seluruhnya Bram mendesah.
"Oohhgghh... hangat Soff..." desah Bram.
Sofi mulai menggoyang pinggulnya dengan teratur, memutar,
sesekali menghentak ke arah pangkal penis Bram. Bram kulihat kelojotan mendapat
serangan Sofi, begitu pula Yeni yang mulai mendesah kepedasan oleh sensasi
vibrator yang kini ia mainkan sendiri. Sofi tenggelam dalam alunan birahinya
lantas menggoyang cepat dan tak teratur membuat Bram semakin bergetar dan
"Aooghhh.. mmpphh... aakk.. keell..." teriak Bram menyambut semburan
spermanya. "Ttt... tungguu... aahkkkuu.. aaaooghhh.. aaooghg.. aammpphh
asshhh aahh.. shhh..." Bersamaan itu pula sofi tegang dan sedetik kemudian
tubuhnya bergetar. Bersama itu pula penisku semakin berdenyut-denyut karena gairahku
dan hal ini menambah gelitik di vagina Niken, lalu Niken pun tenggelam dalam
orgasme yang berikut. Bram dan Sofi kemudian berpelukan dan berpagutan mesra
berjalan menuju sofa di salah satu sudut ruangan. Lain halnya dengan Yeni yang
kelihatan putus sudah jenuh dengan permainan vibratornya, kemudian mendekati
aku dan Niken.
Yeni mendekapku mesra dari belakang vaginanya yang memang
masih menyembul karena birahinya ia gesekkan sendiri ke pantatku. Kenikmatan
yang aku rasakan kali ini betul-betul nikmat, aku berdansa dengan dua bidadari
dan keduanya mendekapku dengan mesra. Penisku pun kurasa semakin berdenyut tak
teratur menandakan aku segera memancarkan sperma. Namun karena Niken sedikit
capai setelah dua kali orgasme ia membimbingku menuju dekat meja. "Plopphh.."
suara penisku saat lepas dari gigitan vagina Niken. Niken melenguh lalu duduk
di sisi meja untuk mengambil sampanye lalu memberi isyarat agar aku meneruskan
permainanku. Aku rebahkan Yeni di shatin putih, kedua pahanya aku buka
lebar-lebar dan semakin merekahlah vagina Yeni. Tak aku sia-siakan kesempatan
ini untuk mengecup, mencumbu dan menjilat vagina Yeni yang masih bersih
(beruntung Bram menyetubuhi Sofi dulu). "Aahghhh.. aapap mmhhh..
appmmhh... aaakkhh.. sshh," Yeni mendesah, tangannya meremas dan memilin
putingnya. Niken tanggap akan hal ini lalu mendekati Yeni dan meletakkan kepala
Yeni di pahanya, kemudian Niken memainkan puting Yeni dengan mulutnya. Rabaan
dan remasan tangan Niken membuat Yeni semakin bergelinjang hebat dan
mempercepat orgasme Yeni yang sedari tadi tersendat. "Aaagghhh...
oooghhh.. oopppmmhhh... sshhh... shiitt hhh... aaahhkkk..." Yeni mengawali
orgasmenya dengan lengkingan panjang.
Berikutnya Yeni semakin bergelinjang dalam lenguhan-lenguhan
panjangnya, tubuhnya hangat tersumbal oleh penisku sementara di bagian lain
Niken menambah sensasi di putingnya. "Aaaghhkk.. kkuu.. mmppphhh...
maauuh... aaghhh..." Orgasme berikutnya menyusul, apalagi setelah penisku
kudorong lebih dalam lagi membuat Yeni histeris. Tubuh Yeni masih bergelinjang,
pinggulnya ia putar goyang dengan irama tak teratur semakin cepat dan semakin
cepat, lalu aku rasakan spermaku sudah berkumpul di ujung penis menyebabkan
penisku semakin mengeras. Semakin pejal dirasakan oleh Yeni dan Yeni kembali
menggapai orgasmenya yang serasa tiada akhir."Yennhh.. aakuu..."
desahku ketika hendak menggapai ejakulasiku. Yeni bangkit dan melepas gigitan
vaginanya, buru-buru ia meraih penisku dan sekejap sudah tertelan dalam mulut
seksi Yeni. Kocokan tangan berkombinasi dengan sedotan kadang permainan lidah
Yeni membuatku bergetar hebat dan aku kini yang berdiri pada kedua lututku
terasa ingin berdiri dan melepas semua sperma yang ada di kantong spermaku.
"Uughhh.. shhh... Yennh... oookhhh... hisapphhh...
ooghh..." ceracauku saat menjelang ejakulasiku.
"Agghhh.... aampphhh.. oogghhh... hh...
mmppphh..." aku masih menikmati sisa-sisa orgasme.
"Ooghhh.. udahh... aaahhh..." pintaku pada Yeni
ketika menjilat habis sisa-sisa sperma yang meleleh dari lubang kencingku.
Lega rasanya semua birahiku tersalurkan setelah sekian lama
menyumbat. Malam semakin larut lalu kami beristirahat setelah menghabiskan
minuman yang ada. Bram lalu menuju ke kamar dan meminta Niken melayaninya di
sana, lalu aku menyusulnya, sementara Sofi dan Yeni ke washroom untuk
bersih-bersih. Niken menggapai orgasmenya saat aku dan Bram menyetubuhinya,
karena penis Bram kecil maka aku sarankan ia melakukan lewat anus Niken
sementara penisku yang panjang aku hujamkan dalam-dalam ke rahim Niken. Niken
bergelinjang hebat oleh karena permainanku dan Bram. Bram kemudian tertidur
karena kecapaian ditemani oleh Sofi. Aku sendiri mengajak Yeni dan Niken ke
kamar lainnya dan menghabiskan malam panjang sampai spermaku terasa betul-betul
terasa kering sudah dan akhirnya aku tertidur dalam pelukan dua bidadari.
Kami terbangun hampir bersamaan ketika matahari sudah tinggi
lalu menuju kolam renang dan berendam di sana sambil sarapan pagi. Sore hari kami
baru kembali ke Semarang dengan membawa bonus yang tak terlupakan. Bagi yang
mau berbagi pengalaman atau kritik silakan hubungi aku, sebelumnya aku ucapkan
terima kasih.
Jika dilihat dari tingkat kesulitannya antara merubah Tema / Background mozilla Firefox dengan Merubah Tema / Background Google Chrome, mozilla Firefox lebih mudah karena kita cukup mengunjungi website resmi mozilla pilih bagian tema lalu selesai.
ok berikut Cara Merubah Tema / Background mozilla Firefox.
silahkan kunjungi alamat berikut :
http://www.getpersonas.com/en-US/gallery/
disana ada lebih dari 1800 tema untuk mozilla Firefox silahkan pilih
dan coba satu-persatu sesuai keinginan anda, setelah ketemu tema yang
pas selera lalu klik >> wear it
sekian Cara Merubah Tema / Background mozilla Firefox nya
Sebenarnya
saya agak miris mau posting tentang up date teknologi kali ini, karena
berita ini merupakan kemajuan teknologi militer yang akan menghancurkan
saudara-saudara kita di Afghanistan sana..Berita terkini ilmuan asal
Inggris berhasil menemukan alat pelacak lokasi penembak jitu pasukan musuh. tahu artinya ? jadi para tentara sekutu akan minim sekali terkena para sniper musuh.
Berikut ulasan lengkap dari vivanews dan mediaindonesia
Inggris saat ini tengah menguji sebuah senjata
revolusioner yang dapat melacak lokasi penembak jitu pasukan musuh
dengan cepat dan akurat dari jarak 1.000 yards atau sekitar 900 m.
Seperti dikutip dari DailyMail,
perangkat kecil ini sudah dikembangkan oleh ilmuwan yang bekerja pada
lab rahasia Defence Science and Technology Laboratory di Wiltshire,
Inggris.
Perangkat bernama Boomerang Warrior-X itu mampu mendeteksi lokasi penembak jitu dengan cepat, sehingga pasukan Inggris akan bisa menyerang balik penembak jitu tadi.
Detektor
ini menggunakan teknologi pemrosesan akustik yang canggih untuk
mengevaluasi posisi musuh dengan menentukan koordinat target pada
sebuah sebuah layar kecil sebagai indikatornya.
Warrior-X yang dilengkapi dengan prosesor yang memiliki detektor
paling canggih di pasaran. Detektor itu telah juga dimodifikasi oleh
ilmuwan militer AS untuk digunakan di Irak.
Saat musuh menembak, maka sistem akustik akan mengetahui arah
tembakan musuh, dan display alat itu akan menunjukkan indikator panah
yang memperlihatkan lokasi musuh.
Teknologi ini juga menggunakan sebuah software yang mampu
menyediakan update secara berkala atas lokasi musuh, bahkan saat musuh
sudah bergerak karena merasa tersudut.
Tak
hanya itu, Warrior-X juga bisa terhubung dengan sistem senjata Joint
Tactical Air Controllers untuk memberikan lokasi musuh yang tepat
kepada pilot pesawat tempur yang hendak melakukan serangan udara.
Senjata yang secara resmi dikenal dengan nama Compact Soldier Worn
Shooter-Detector System itu, tiap unitnya dijual seharga 10 ribu
poundsterling atau sekitar Rp 140 juta.
Pasukan Inggris telah memesan 1.000 unit Warrior-X untuk digunakan
di Provinsi Helmand Afganistan. Bila alat in terbukti membantu, Inggris
akan melengkapi lebih banyak lagi pasukannya dengan gadget ini.
“Alat ini sedikit banyak bisa membantu pasukan untuk lebih menjaga
keselamatan mereka. Model awal yang lebih besar dari alat ini telah
digunakan oleh pasukan AS di Irak, juga di Afganistan. Namun, ini
pertama bagi Inggris dan bisa dipandang sebagai alat yang
revolusioner,” ujar sumber senior militer Inggris.
TENTARA Inggris menguji perangkat baru
revolusioner, guna menentukan sasaran dengan posisi tepat terhadap
penembak jitu berjarak 1000 meter.
‘Sniper spotter’, sistem komputerisasi kecil yang dikembangkan
ilmuwan tentara di Defense Science dan Technology Laboratorium di
Wiltshire, bisa mengidentifikasi lokasi penembak jitu dalam sekejap.
Hal ini memungkinkan pasukan Inggris menembak kembali dengan cepat dan
akurat.
Gadget
baru berteknologi tinggi ini berbentuk persegi, dengan ukuran 4 inci
dan berat 0,3 kg. Alat itu dipakai di lengan prajurit dan terhubung ke
sebuah sensor bahu dengan titik-titik lokasi.
Perangkat ini akan diujicoba bulan ini bersama Resimen Parasut di
Afghanistan. Teknologi pengolahan akustik yang kuat dari detektor bisa
mengevaluasi posisi musuh dengan menentukan target koordinat di layar
kecil dengan indikator panah. Terdapat headset sebagai alat sambung ke
perangkat.
Prosesor Boomerang Warrior-X demikian namanya, merupakan detektor
termaju di pasar, dan telah disempurnakan oleh para ilmuwan dari sistem
AS yang digunakan di Irak.
Detektor berbentuk persegi kecil ini bekerjasama dengan Joint
Tactical Air Controllers, untuk meneruskan lokasi tepat dari musuh yang
digunakan pilot tempur pada sebuah serangan udara.
Sebuah sumber mengatakan, setiap unit gadget yang disebut Compact
Soldier Worn Shooter-Detector System ini berharga sekitar
Rp138.900.000.
Sebanyak 1.000 perangkat telah dikirim untuk pasukan Inggris di
Provinsi Helmand Selatan, Istanbul, dan Afghanistan. Jika percobaan ini
berhasil, akan lebih banyak tentara dilengkapi perangkat tersebut pada
akhir 2011.
Cara kerja teknologi ini merupakan rahasia yang dijaga ketat. Namun
ada perangkat lunak yang menyediakan update konstan lokasi musuh.
Bahkan jika mereka sedang memindahkan posisi penembakan.
sumber MediaindonesiaJika terus begini teknologi sekutu makin maju
sedangkan osamah tak bisa juga ditangkap.. saudara kita di Afghanistan
sasaran percobaan senjata mereka.
Cristiano
Ronaldo akhirnya resmi jadi milik Real Madrid. Menyusul kelarnya
transfer winger asal Portugal itu seperti diumumkan di situs resmi Los
Blancos. Berikut perjalanan karir dan profil Cristiano Ronaldo.
*Lahir
pada 5 Februari 1985 di kota Funchal, Madeira, Portugal. Ayahnya
memberinya nama Ronaldo karena terinspirasi nama mantan Presiden
Amerika Serikat Ronald Reagan.
*Pada usia 18 tahun ia diboyong
Ferguson ke MU dengan nilai transfer 12 juta pounds (sekitar Rp 203
miliar). Penampilan impresifnya bersama Lisbon dalam sebuah laga
persahabatan dengan 'Setan Merah' menjadi latar belakang kepindahan ini.
*Pada
musim perdananya di Old Trafford, 2003/04, Ronaldo meraih trofi juara
Piala FA. Pada musim yang sama pula ia dinobatkan sebagai Pemain
Terbaik MU.
*Meraih trofi Premier League-nya yang pertama
bersama MU pada musim 2006/07. Di musim ini ia juga dinobatkan sebagai
Pemain Terbaik Portugal dan Pemain Terbaik Liga Inggris. Sebagai
tambahan, ia menjadi runner up Pemain Terbaik Eropa--kalah dari
Kaka--dan berada di posisi tiga untuk Pemain Terbaik Dunia.
*Satu
musim berselang ia meraih trofi Premier League lagi dan kali ini
dilengkapi dengan trofi Liga Champions. Pada musim ini juga ia mencetak
rekor 42 gol dalam semusim yang mana membuatnya meraih penghargaan
Sepatu Emas--tanda sebagai pemain tersubur di Eropa.
*Kecemerlangannya
di musim 2007/08 semakin lengkap dengan raihan gelar Pemain Terbaik
Eropa dan Pemain Terbaik Dunia. Ia mengalahkan bintang Barcelona,
Lionel Messi, dalam lomba menjadi yang terbaik di dunia itu.
*Usai
meraih satu gelar Premier League lagi bersama MU pada tahun 2009,
Ronaldo akhirnya diizinkan hengkang ke Real Madrid. Dana transfer yang
digunakan untuk membelinya, membuatnya menjadi pemain termahal di dunia
mengalahkan rekor Zinedine Zidane.