Anda dapat memanfaatkan Flash Disk sebagai anti virus dengan menggunakan beberapa tools antivirus yang bisa di jalankan melalui flash disk, misalnya AntivirX, ClamWin, dan Mx One.
bukan maksud saya mau mempromosikan atau membangga-banggakan, tapi disini saya lebih memilih Mx One
Mesut Ozil
Mesut Ozil
Perkembangan sepakbola di era modern menggerus beberapa sektor yang dahulu begitu lekat dalam permainan olah kulit bundar, salah satunya adalah posisi nomor sepuluh. Di masa lampau, seorang playmaker biasanya mendapat keleluasaan dari pelatihnya untuk 'memamerkan' skill di lapangan.
Namun, sejak diciptakannya bola ultraringan, aset terpenting bagi pemain di pos tersebut, yaitu umpan terobosan, jarang lagi terlihat. Pasalnya, kebanyakan pemain jadi sulit mengukur umpan terobosannya secara konsisten. Tapi kasus tersebut tak berlaku bagi Mesut Ozil.
Cara mengunciCD rom atau DvD Drive dengan CD rom lock
Drive CD atau DVD Rom merupakan salah satu komponen penting dari sebuah desktop PC atau notebook. Tanpa perangkat tersebut kita tidak bisa memutar kepingan CD, kepingan DVD, membuka dokumen menginstall program dan aktifitas lainnya. Namun, jika anda menggunakan komputer tersebut bersama dengan yang lain, terutama di rumah, setiap orang yang menggunakan komputer cenderung mengeksplorasinya secara berlebihan. Tanpa sepengetahuan anda, mereka bisa menggunakannya untuk melakukan burning ke kepingan CD atau DVD secara berlebihan.
This is featured post 4 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 5 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Cinta sejati itu apakah benar-benar ada? Mungkin pertanyaan itu yang
terlintas saat kita mendengar kata 'cinta sejati'. Banyak orang percaya
bahwa cinta sejati itu memang ada, tapi
tidak sedikit pula yang pesimis dan mengatakan bahwa cinta sejati tidak
bisa kita temui di dunia ini.
Nah, untuk menjawab keraguan itu, mari kita simak beberapa kisah cinta
berikut ini (ini kisah nyata loh..!), yang mungkin bisa merubah
pandangan kamu selama ini yang menganggap bahwa cinta sejati itu cuma
omong kosong. Dan buat kamu yang percaya bahwa cinta sejati memang ada,
semoga kisah ini bisa menjadi sumber inspirasi untuk tetap terus berjuang
menemukan cinta sejati. Cekidot..!
Kisah Cinta 1
Dave yang harus menerima kenyataan Istrinya mengalami penyakit yg mengerikan
sehingga membuat istrinya “Amnesia bahkan Gila “. Sehingga Ia harus meluangkan
waktunya untuk istrinya .. Istrinya yg dulu selalu ceria …baik , mengerti ,
sekarang menjadi gila …Ini benar2 membuatnya terpukul …. Dave Selalu berdoa
berharap istrinya dapat sembuh kembali
Suatu hari saat pulang kerja dave melihat rumahnya berantakan, sepertinya
banyak anak kecil di rumah , ia membereskan rumah tanpa berkata apap un.
Sebenarnya hari ini benar-benar hari yang sangat tidak
menyenangkan. Bagaimana tidak? Di kantor dia dimarahi atasannya dengan
kata-kata yang pedas dan rekan-rekan sekantornya yang selalu menyindir ia
memiliki istri yang gila tapi tetap setia, sehingga dengan usil teman-temannya
mengolok-ngolok Dave dengan sebutan seorang banci ..impoten .. Dave hanya diam
…di dalam hatinya dia merasa sedih, tapi ia percaya istrinya akan sembuh.
Saat merapikan rumahnya, Matanya tertuju pada sobekan kertas, ia
melihatnya dan itu adalah ARSIP PENTING salah Satu Surat Perjanjian Kontrak
Perusahaan. Dave ingin berteriak melihat arsip itu tersobek
kecil-kecil. Ia mencari istrinya, dan tanpa sadar ia memarahi habis-habisan
istrinya yang sudah menyobek arsip kantornya itu. Istrinya hanya menatapnya
…diam ...tak berkata apapun. Dave memandang mata istrinya, mata coklatnya yg
indah itu, kini tampak berkaca-kaca. Sejurus kemudian, ia menyesali
perbuatannya.
“ ya Tuhan apa yg kulakukan ..istriku sedang sakit kenapa aku
begitu emosi … , kalau dia normal dia takkan melakukan hal bodoh ini “ ..Dave
memandang istrinya ..lalu memeluknya
“ my dear forgive me … “ ia memeluk erat
istrinya ..ia menghapus air mata istrinya ..mata istrinya berbinar melihat dave
tersenyum padanya … ..sepanjang mlm Dave menyesali perbuatannya …istrinya
sedang
sakit ..dia tidak tau siapa dirinya dia tidak tau siapa Dave ….?? Ia berdoa
lalu
tertidur ..ia berharap Tuhan mau mengampuninya ..dan mau menyembuhkan istrinya
…
Pagi itu Dave bangun dan mulai melakukan hal yg seharusnya dilakukan
perempuan …. , saat Dave mencuci piring ia mendengar suara istrinya
“Dave …
?”
Dave menoleh ia melihat istrinya tersenyum padanya …
“ sayang Kau ….
Kau ingat siapa aku ???
“Dave .. maafkan aku mungkin selama ini aku sungguh
merepotkanmu “
Dave berlonjak memeluk istrinya , menciumnya , ia sangat
bahagia … “ Tidak sayang …kau tidak merepotkan ..aku mencintaimu..sangat
mencintaimu ….”
Dave memeluk istrinya …istrinya pun memeluk erat Dave ..dan
berbisik “ aku sangat mencintaimu Dave …..”
Dave memeluk istrinya seerat
mungkin …namun dirasakannya pelukan istrinya terlepas … “ sayang …. ??? tak ada
jawaban…Dave melihat istrinya ..Istrinya terpejam bibirnya tersenyum , wajahnya
tenang …. Ia telah pergi . Dave menagis … “ sayang …aku tetap mencintaimu
…pegilah dengan tenang bawa cintaku ..bawa hatiku …” ia memeluk tubuh istrinya
yg sudah tak bernyawa … benar2 pagi kelabu
Dan sampai saat ini Dave menetap di San Fransico tetap sebagai Dave Wilson
dengan status duda dan tak mau..takkan pernah menikah lagi ….
Kisah Cinta 2
Franz seorang pria yg sukses, di H-1 hari pernikahannya kekasihnya mengalami
Kecelakaan. Kekasihnya berhasil diselamatkan, tapi hal mengerikan terjadi.
Kekasihnya mengidap penyakit AIDS karena tranfusi darah. Sebuah dilemma buat
Franz untuk tetap menikahi kekasihnya atau tidak. Tapi karena besarnya Cinta (
Frans anak tunggal ) tetap menikahi kekasihnya, meski Ia tau ia tidak akan
pernah memiliki keturunan
Bisa dibayangkan pernikahan tanpa hubungan suami istri ??? (kasus sekarang saja
byk pasutri cerai gara2 hal ini), tapi pasangan ini menjalaninya dengan bahagia
tanpa ada keributan. Franz tetap menjalaninya dengan tulus, penuh cinta tanpa
ada rasa penyesalan. Ia memperlakukan istrinya hampir seperti Ratu. 7 tahun
usia pernikahnnya sampai istri tercintanya meninggal, Franz tetap setia …. ( Ia
memilih tidak menikah lagi ).
Nah, bagaimana? Percaya Kan, kalau cinta sejati itu memang benar ada!
Hmmh, tapi kalau dilihat lagi, cinta sejati
itu mirip orang bego yah? Beda-beda tipis
Aku
memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret
2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga
kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat
dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan
perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban
menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu
memang lumayan pelik.
Ulang
tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi.
Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku
menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah
membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak
apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”
Sekarang, pagi-pagi
ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen
rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja
tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin
mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik
napas panjang.
Heran,
apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku
mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak
ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada
momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas
merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.
Sedangkan
aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan
kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa
mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim
pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku
cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian
dari cinta.
Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi,
masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah
mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal
titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan.
Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung
waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun
perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami
sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya
dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.
Rasa
kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang
sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang
bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di
rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama
lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.
Sebenarnya,
hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin
berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan.
Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali
baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini.
Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa
perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.
”Hen,
kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku
heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis
yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya
bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya,
hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja,
kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum
saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima
lamaranku lewat Diah.
”Kamu
kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku
sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi,
apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku
yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik.
Itu sudah lebih dari cukup buatku.
Minggu-minggu
pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti
layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi,
semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan
segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu
yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya
dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk
memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk
bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.
Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu.
Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas
smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut
perhatian suamiku.
Aku
langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku.
Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku
saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.
”Kenapa
Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa
basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia
selalu berhasil menebak dengan jitu.
Walau
awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku
berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum
mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah
Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi
terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa
kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras.
Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan
hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak
orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.
Aku
terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu
keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali
lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku
kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang
hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam
hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.
Ya,
selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir
tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku
dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan
memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin
beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan?
Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita
denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di
kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan
menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan
penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.
”Hen,
kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan
yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…”
Ibu berkata tenang.
Aku
memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku
kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk
Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh
dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang
mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian
tubuhnya karena dipukuli suaminya?
Pelan-pelan,
rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan
waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh
hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa
mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua
saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa
aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena
kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?
Aku
segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah
dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak
memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.
Makan
malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan
rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang.
Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima
smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.
Aku
terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding,
jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di
sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’
tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.
Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.
Hai para netter, cerita ini berdasar kisah nyata seorang
teman kami. Saya punya teman sebut saja dia Edy asal kota P, Sumatera Selatan.
Kami kuliah di kota J. Pengalaman ini terjadi saat kami mengawali kuliah dan
bersama dalam satu kontrakan. Suka duka kami lalui bersama sampai dalam hal
pacaran pun kami saling membantu dalam berbagai hal. Hingga suatu waktu Edi
mendapatkan seorang pujaan hati sebut saja Dewi, sering Dewi diantar jemput
kalau kuliah karena mereka satu kampus dan kebetulan kontrakan Edi berdekatan
dengan kost tempat tinggal Dewi. Mereka berdua bagaikan Romeo dan Juliet.
Dimana ada Edi di situ ada Dewi. Hubungan mereka pun semakin akrab dan intim.
Suatu ketika, malam Minggu tepatnya Dewi minta diantar ke
tempat temannya yang sedang merayakan ulang tahun. Acara sangat meriah sekali,
hingga jam 24:00 acara masih berlangsung. Tetapi Dewi mengajak pulang, karena
waktu yang sudah kelewat malam. Sebenarnya Edi pun menolak karena begitu
meriahnya pesta ulang tahun tersebut. Dan akhirnya Edi pun menyanggupi untuk
segera mengantar pulang Dewi, malam semakin larut dan udara dingin pun
menyelimuti dan menghembus sepoi-sepoi dalam deru sepeda motor Edi, mereka
sempat berhenti sejenak di pompa bensin untuk mengisi bensin. Sesampai di kost
tempat Dewi ternyata pintu gerbang sudah dikunci, padahal Dewi sudah pesan
kepada pembantu agar pintu jangan dikunci, soalnya Dewi pulangnya ke kost
terlambat. Dan akhirnya Edi pun kasih solusi.
"Dewi.. gimana kalau tidur saja di kontrakanku,"
kata Edi.
Dewi terdiam sejenak.
"Gimana ya.. aku kan enggak enak sama temen kamu
Ed," jawab Dewi.
"Itu bisa diatur, nanti yang penting kamu mau tidak,
dari pada tidur di jalan," kata Edi sambil senyum.
"Ayolah keburu dilihat orang kan nggak enak di jalanan
seperti ini Nan," kata Edi.
Dewi pun menyetujinya, mereka pun bergegas menuju kontrakan
Edi. Sesampainya di rumah kontrakan tampak sunyi dan hanya hembusan angin malam
karena teman-teman Edi pada malam mingguan dan tidak ada yang pulang di rumah
kontrakan.
"Ayo masuk, kok diam saja," kata Edi menyapa Dewi.
Dewi pun terhentak sedikit terkejut.
"Teman-temanmu dimana Ed?" tanya Dewi.
"Mereka kalau malam Minggu jarang tidur di rumah,"
jawab Edi.
"Ooo gitu," sergah Dewi.
Akhirnya Dewi dipersilakan istirahat di kamar Edi.
"Nan, selamat bobok ya..." kata Edi.
Dewi pun tampak kelelahan dan tertidur pulas. Setengah jam
kemudian Edi kembali ke kamarnya untuk melihat Dewi dan sengaja kunci pintu
kamar tidak diberikan kepada Dewi, tapi betapa kagetnya Edy melihat Dewi tidur
hanya menggunakan BH dan celana dalam, karena saat itu posisi tubuh Dewi miring
hingga selimut yang menutupi tubuhnya bagian punggung tersingkap.
Entah setan mana yang menyusup di benak Edy. Edy pun
langsung mendekat ke arah Dewi, dengan tenangnya Edy langsung mencium bibir
Dewi. Dewi pun terbangun.
"Apa-apaan kamu Ed?" sergah Dewi sambil menutupi
tubuhnya dengan selimut.
Tanpa pikir panjang Edy langsung menarik selimut dan Edi pun
langsung menindih Dewi yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Dewi
meronta-ronta dan Edy pun tidak menggubris, ia berusaha melepas BH dan CD-nya.
Tenaga Edi lebih kuat hingga akhirnya BH dan CD Dewi terlepas dengan paksa oleh
Edi. Nampak jelas buah dada Dewi dan bulu lembut kemaluannya. Dewi kelelahan
tanpa daya dan hanya menangis memohon kepada Edy. Edi tetap melakukan aksinya
dengan meraba dan mencium semua tubuh Dewi tanpa sedikitpun terlewatkan. Dewi
terus memohon, Edi pun tak menggubrisnya.
Dan setelah puas menciumi vagina Dewi, Edi melakukan aksi
lebih brutal. Ia mengangkat kedua kaki Dewi di atas perut dan dengan cepat Edy
mencoba memasukkan penisnya ke dalam vagina Dewi.
Dewi menjerit tertahan dan hanya isak tangis yang terdengar,
"Kumohon Ed, hentikan!" seru Dewi dalam isak tangisnya.
Dan "Bleeesss, bleeess," penis Edi masuk dalam
vagina Dewi walaupun di awal masuknya cukup sulit.
Edy pun mulai menggoyang pinggulnya hingga penisnya terkocok
di dalam vagina Dewi. Darah segar pun keluar dari liang jinak Dewi, ia pun
terus memohon.
"Akh... akh... hentikan Ed...!" desah Dewi.
Tampak sekali wajah Dewi menunjukkan kelelahan, dan sekarang
hanya terdengar erangan kenikmatan di antara kedua insan ini.
"Ah... ah... ah..." Edi pun terus mengocok
penisnya dalam vagina Dewi dan beberapa saat kemudian terasa Edi akan
mengeluarkan sperma, ia pun langsung mencabut dan mengocoknya dari luar dan...
"Croooot... Crooot... Serrr..." sperma Edi muncrat tepat di bibir
Dewi dan sekitar wajah.
Mereka kelelahan dan akhirnya tertidur.
Hari menjelang pagi saat itu jam menunjukkan pukul 07:30
pagi, Dewi terbangun bersamaan dengan itu Edi juga terbangun. Edi melihat Dewi
yang sedang mengenakan BH dan CD.
"Antar aku pulang sekarang Ed..." kata Dewi.
"Iya... aku cuci muku dulu," jawab Edi.
Edi pun mengantar Dewi pulang ke kostnya.
Selang beberapa bulan hubungan mereka mulai retak, ada
selentingan kabar kalau Edi mendekati cewek lain sebut saja Sinta, dan akhirnya
Edi dan Dewi resmi bubaran. Tapi reaksi Edi tidak sampai di situ, justru setelah
putus dengan Dewi ia gencar mendekati Sinta. Dengan berbagai cara dan upaya
akhirnya Edi berhasil mendapatkan Sinta dan mereka resmi jadian. Sama seperti
yang dilakukannya dulu, ia sering antar jemput kuliah Sinta dan kalaupun jemput
Sinta biasanya tidak langsung pulang melainkan jalan-jalan kemana saja sambil
cari makan tentunya. Sering pula Sinta diajak ke tempat kontrakan Edi lebih
sering dibandingkan Dewi pacar yang dulu.
Pagi itu kuliah jam ke-2 mereka satu ruangan tapi dosen
tidak hadir jadi kosong, mereka berdua bergegas ke tempat Edi, sampai di
kontrakan rumah sepi soalnya teman-teman ada yang ke kampus dan ada juga yang
masih tidur. Mereka berdua langsung masuk kamar Edi, Sinta tiduran di ranjang
sambil mendengarkan musik. Edi masuk membawakan kopi susu dan tanpa basa basi
Edi membelai rambut Sinta dan Sinta pun bersandar dalam dekapan Edi. Edi
langsung mencium bibir Sinta dan tangannya mulai masuk dalam baju street Sinta
dan meremas-remas payudara.
"Ed... jangan dong..." desah Sinta.
"Enggak apa-apa, kan cuma dikit," kata Edi, tapi
Edi terus menyerang, ia melepas seluruh pakaian Sinta dan Sinta pun hanya diam
tanpa perlawanan, dan jelas sudah seluruh tubuh Sinta yang kuning langsat dan
payudara lumayan besar.
Mereka mulai bergelut mencium dan meremas satu sama lain.
"Sin, kulum dong kontolku!" kata Edi.
Dibimbingnya kepala Sinta menuju kemaluan Edi dan,
"Em.. kemaluanmu besar juga Ed," kata Sinta.
Edi hanya diam menikmati hisapan mulut Sinta. Edi pun
langsung saja menjilati dan menghisap vagina Sinta hingga mereka melakukan
posisi 69.
"Ugh... Ugh..." desah Sinta.
Kemudian Edi duduk dengan kaki dijulurkan, ia minta Sinta
duduk di atasnya layaknya seorang anak kecil. Tepat penis Edi masuk dalam
vagina Sinta.
"Pelan-pelan Ed.." kata Sinta mendesah.
Sinta mulai menaik-turunkan pinggulnya dan "Bleeesss,
bleeess..." kemaluan Edi masuk seluruhnya dalam vagina Sinta.
Edi pun merespon gerakan tersebut. Dan mereka melakukan
gerakan yang seirama, "Ah... ah... ah..." desah Sinta semakin keras.
"Aku nggak kuat Ed..." Edi hanya diam menikmati
gerakan-gerakan yang dimainkan Sinta.
Dan akhirnya, "Ugh... ugh... ugh... ahhh..." desah
Sinta yang tubuhnya mengelenjang sambil memeluk tubuh Edi.
Ternyata Sinta mencapai puncak kenikmatan. Dan Edi
membalikkan tubuh Sinta tepat di bawah badannya, Edi mulai mengocok penisnya
yang belum lepas dari vagina Sinta, dan "Ahk..." desah Edi dan
beberapa saat kemudian Edi mencabut penisnya dan meletakkan di bibir Sinta dan
"Croot... Croot... Serrr..." sperma Edi muncrat tepat di seluruh
wajah Sinta. Mereka pun akhirnya berpelukan setelah mencapai kepuasan.
Semenjak kejadian itu mereka sering melakukannya di
kontrakan Edi. Entah siang atau malam karena Sinta sering menginap dan tidur
satu ranjang bersama Edi. Hubungan mereka semakin intim dan hanya bertahan
selama 8 bulan. Hal itu disebabkan Dewi mantan pacar yang dulu mengajak membina
hubungan kembali. Edi akhirnya pisah dengan Sinta dan kembali lagi dengan Dewi.
Suatu sore Dewi datang ke kontrakan Edi, Dewi langsung masuk
menunggu di kamar Edi karena diminta teman-teman Edi.
"Edi baru mandi" kata salah seorang temannya.
"Oooo," jawab Sinta, dan beberapa saat kemudian
Edi masuk dan hanya mengenakan handuk dilingkarkan di pinggulnya.
"Sama siapa Wii..." kata Edi.
"Sendiri," jawab Dewi sambil mendekat ke arah Edi.
Edi tanggap dengan situasi itu, ia langsung mencium bibir
Dewi dan melepas baju street warna biru muda yang dipakai Dewi. Edi langsung
mencopot BH dan menghisap puting susu Dewi.
"Ah... ah..." desah Dewi.
Tangan Dewi langsung meremas penis Edi yang saat itu
handuknya telah jatuh ke lantai. Edi mulai melapas celana panjang Dewi serta
CD-nya. Mereka bergumul di atas ranjang.
"Ah... ah..." desah Dewi yang semakin merasakan
kenikmatan.
Edi mengangkat kaki kiri Dewi kemudian dengan sergapnya Edi
mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Dewi sambil kaki kiri Dewi tetap
terangkat.
"Bleeess, bleeess..." kemaluan Edi masuk
seluruhnya dalam vagina, Edi suka dengan posisi seperti itu karena vagina
terasa sempit.
Edi mulai menggerakkan kemaluannya keluar-masuk.
"Ah... ah... ah..." erangan kenikmatan keluar dari
bibir Dewi, Edi pun merasakan kenikmatan pula.
"Ugh... ugh..." desah Edi pelan. Beberapa saat
kemudian Edi melepas penisnya, Dewi mulai menghisap dan menjilati penis Edi
sambil dikocok dengan jari-jemari lembut Dewi.
"Kulum dong Wi..." desah Edi. Dewi turuti saja apa
kemauan Edi.
Kemudian Edi kembali memasukkan penisnya dalam vagina Dewi,
"Blesss..." langsung masuk dan Dewi sempat menjerit tertahan karena
menahan sakit.
Kemudian Edi mulai menggerakkan penisnya, "Bleess...
bleesss..." kemaluan Edi keluar-masuk.
"Ah... ah... ugh..." tubuh Dewi mulai bergetar dan
mengelejang.
"Aku keluar Ed..." desah Dewi tapi Edi masih mengocok
penisnya dalam vagina Dewi dan Dewi hanya menahan.
Kedua tangannya mencengkeram kuat bibir tempat tidur sambil
menahan gerakan yang Edi lakukan. Edi mulai bergetar, "Ugh..."
desahnya.
"Di luar apa di dalam Wi..." kata Edi pelan.
Dewi hanya diam dan "Crooot... crooot... serrr..."
sperma Edi keluar di dalam vagina Dewi.
Edi pun rebah sambil memeluk tubuh Dewi yang hangat dan
lunglai.
Mereka tersenyum puas.
"Kamu pinter dech sekarang Wi..." kata Edi.
"Pinter apa'an," jawabnya.
"Pinter mainnya, belum lagi bulu vagina kamu tambah
lebat."
Dewi hanya tersenyum saja sambil tangannya membelai batang
kemaluan Edi. Hari sudah menjelang pukul tujuh malam dan akhirnya mereka
berpakaian dan keluar untuk makan malam.
Ibuku adalah seorang dosen komputer di sebuah perguruan
tinggi di Indonesia. Ia memiliki banyak mahasiswa maupun mahasiswi dan karena
kepiawaian Ibuku dalam mengajar, banyak mahasiswanya yang datang ke rumahku
unuk meminta diajar secara privat. Kisah ini adalah nyata yang terjadi ketika
Ibuku sedang tidak di rumah. Namaku adalah Joe. Saat itu aku sedang dalam masa
pengangguran karenanya aku hanya tinggal di rumah sehingga membuatku sangat
bosan karena kegiatanku sepanjang hari hanya menonton VCD dan bermain komputer
saja.
Tetapi kebosananku berakhir ketika salah seorang mahasiswi
Ibuku datang kerumah. Ingrid namanya, dia kuliah di Universitas **** *****
(edited). Karena Ibuku kebetulan sedang ada urusan, maka Ingrid menunggunya
datang dikarenakan ada urusan yang sangat penting dengan Ibuku. Karena aku
tidak ada pekerjaan dan aku sangat bosan dengan kegiatanku, maka aku
menemaninya menunggu Ibuku. Tetapi, aku sengaja tidak memberitahukan kepadanya
bahwa Ibuku sedang pergi ke luar kota bersama Bapakku selama beberapa hari.
Jika kuperhatikan dengan seksama, Ingrid sama sekali tidak jelek. Bagiku dia
bahkan menarik sekali, dengan proporsi badan yang bagus dan seksi dan
dikombinasikan dengan rambutnya yang panjang tergerai dan hitam. Sekilas wajahnya
mirip dengan Maudy Kusnaedi dan karenanya aku tidak bosan-bosannya menatap
Ingrid sambil terus mengajaknya bercakap-cakap sambil menawarkannya minum
segelas air jeruk.
Sampai suatu ketika, dia minta ijin untuk pergi ke WC dan
aku menunjukkannya lokasi WC yang berada di belakang kamar orang tuaku. Di saat
dia pergi kesana, aku memasukkan pil perangsang yang kubeli sewaktu aku masih
berkuliah di luar negeri dulu. Pil perangsang itu larut dengan air jeruk tetapi
tidak memberikan perubahan pada warna maupun rasa air jeruk itu sendiri.
Setelah itu, aku hanya tersenyum-senyum memikirkan rencanaku selanjutnya sambil
menunggu Ingrid keluar dari WC. Setelah Ingrid kembali dari WC, ia kembali
duduk dan mengajakku ngobrol mengenai bisnis orang tuaku sambil meminum air
jeruk yang kusuguhkan kepadanya. Beberapa menit setelah ia meminumnya, ia
memperlihatkan reaksi dari obat tersebut, dia berkali-kali meminta maaf
kepadaku karena ia merasa kegerahan dan setelah itu ia mulai membuka
pakaiannya.
Di saat ia membuka pakaiannya, aku dapat melihat sosok
Ingrid yang hanya mengenakan BH dan celana dalamnya. Hal ini membuat penisku
mendadak berdiri dan siap dimasukkan ke "lubang kenikmatan". Aku
mengajak Ingrid ke kamarku sambil kuberikan alasan agar aku dapat menyalakan
Air Conditioner sehingga dia tidak lagi kegerahan. Ia percaya saja dan
mengikutiku ke kamar. Di dalam kamarku, ia duduk di ranjang sambil sesekali
mengusap dadanya. Aku menjadi tidak tahan melihat adegan ini sehingga aku mulai
mencium bibirnya. Ketika aku menciumnya, tidak ada perlawanan sama sekali. Kami
bermain lidah hingga 10 menit. Dikala kami bermain lidah, aku mulai membuka BH
dan celana dalamnya. Setelah dia bugil, kemudian aku membuka pakaianku sendiri.
Disaat aku sedang membuka pakaianku, Ingrid mengusap-usap tubuhnya dan
memainkan jari-jarinya di sekitar vaginanya sehingga membuatnya basah. Aku
tidak tahan lagi maka kudekati vaginanya dan memainkan lidahku di dalam
vaginanya.
Aku sempat terkejut karena ternyata Ingrid masih perawan
sehingaa aku berpikir bahwa ini adalah hari keberuntunganku. Aku terus
menjilati vagina Ingrid berulang-ulang dan diiringi dengan desahan Ingrid yang
sangat sensual, "Hmm..., shhh..., aahh...". Aku tidak peduli dan
terus menjilatinya hingga beberapa saat kemudian Ingrid menjepit kepalaku
dengan kedua kakinya sehingga membuatku menjadi sulit bernafas selama beberapa
saat dan tubuhnya mendadak menjadi gemetar dan ia berteriak tertahan sambil
melengkungkan punggungnya yang membentuk siluet yang indah sekali. Aku mengerti
kalau dia sedang klimaks, aku senang sekali tetapi juga sekaligus belum puas,
why? Karena aku sendiri belum memperoleh kepuasan darinya. Setelah ia terbaring
lemas karena klimaks tersebut, aku segera saja memasukkan penisku yang panjang
karena sudah tegang ke dalam vagina Ingrid. Ketika penisku merobek
keperawanannya, ia berteriak kesakitan dan aku merasakan penisku telah dibasahi
oleh darah segar keperawanannya, tapi aku tidak ambil peduli. Sambil kucium
bibirnya yang seksi, tanganku bermain di puting susunya, juga kutusukkan
penisku ke dalam liang vaginanya.
Teriakan yang tadi kudengar lama kelamaan berubah menjadi
desahan-desahan dan tangannya mulai aktif memegang dan menekan-nekan
selangkanganku seakan- akan menginginkan agar aku memasukkan penisku lebih
dalam lagi. Tusukanku di dalam liangnya membuatnya mendesah-desah sensual dan
memintaku mempercepat gerakan. Aku terus mempercepat gerakanku hingga dapat
kurasakan vaginanya semakin basah. Ia memintaku mengubah posisi. Ia sekarang
berada di atas. Dengan hati-hati ia menindihku dan memasukkan penisku yang
masih tegang ke dalam liang vaginanya. Dengan posisi berbaring, kupeluk
punggung Ingrid sambil menaik-turunkan tubuhnya sehingga aku merasa semakin
nikmat karena pijitan vaginanya. Aku semakin mempercepat gerakan sehingga
membuat adegan yang kami lakukan semakin panas karena Ingrid terus menggenjot
tubuhku sambil tangannya memainkan puting susunya sambil sesekali menekan-nekan
payudaranya yang cukup besar itu.
Setengah jam terus berlalu dan aku mulai merasakan seolah-olah
akan ada ledakan dalam diriku dan dirinya. Aku mengetahui bahwa dia akan
klimaks lagi karena dia semakin kuat mendesah dan juga semakin cepat menggenjot
tubuhku. Aku semakin tidak tahan dan kusemprotkan cairan kejantananku ke dalam
liang kewanitaannya dan di saat yang bersamaan pula, Ingrid berteriak dengan
disertai getaran hebat sambil semakin cepat menggenjotku. Penisku terasa
seperti sedang di"pipis"in olehnya karena ada cairan yang mulai
membasahi penisku. Setelah beberapa menit kami bersama-sama melepaskan nafsu,
aku mencium bibir Ingrid dan memeluknya. Aku bermain cinta dengannya hingga
sore hari dan kemudian kuberitahu padanya bahwa orang tuaku baru akan kembali
seminggu kemudian. Tetapi di luar dugaanku, karena justru hal ini malah membuatnya
senang karena itu berarti dia bisa tinggal untuk bercinta bersamaku selama
seminggu. Setelah itu, aku dan Ingrid terus menerus bercinta di rumahku sampai
dengan Ibuku kembali dari luar kota